Senin, 13 Oktober 2025

Penjual Daging Home di Pasar Malang Jual Daging Sisa

Kalau misalnya motong, kami malah rugi mulai Rp 1 juta hingga Rp 2 juta perpotong

zoom-inlihat foto Penjual Daging Home di Pasar Malang Jual Daging Sisa
Kompas Jogja/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
Waliyem (kanan) melayani pembeli daging sapi di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Senin (19/11/2012). Para penjual daging sapi dari Bantul yang tergabung dalam Persatuan Pengusaha Daging Sapi Segoroyoso menaikkan harga jual daging sapi sebesar Rp 8.000 menjadi Rp 88.000 per kilogram sejak 14 November lalu. Kondisi ini membuat sebagian besar pelanggan mereka mengurangi jumlah pembelian daging sapi hingga separuh dibanding saat sebelum terjadi kenaikan harga. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

TRIBUNNEWS.COM,MALANG - Mulai hari ini hingga lima hari kedepan bisa dipastikan tidak ada daging sapi segar di pasar-pasar tradisional di Malang Raya. Sebab, para jagal mogok tidak akan memotong sapi karena menuntut harga daging naik mengikuti harga jual sapi.

Di Kota Malang, Pasar Merjosari, Pasar klojen, Pasar Madyopuro, Pasar Induk Gadang (pig) tidak terlihat pedagang daging. Sementara di Pasar Besar Malang hanya terlihat beberapa pedagang menjual daging sisa-sisa kemarin. Demikian juga di pasar-pasar tradisional Kota Batu.

Joko, salah satu penjual daging sapi di Pasar Merjosari mengaku tidak menjual daging sapi hari ini. Untuk mengisi kekosongan selama satu minggu, ia menjual daging ayam. "Sebenarnya kalau tidak berjualan ya rugi juga, tapi mau gimana lagi, tidak boleh memotong," kata Joko, Sabtu (24/11/2012).

Menurutnya, selama ini juga serba salah, jika daging naik, masyarakat tidak menjangkau untuk membelinya. Dan mahalnya sapi kan karena sapi langka," kata Joko.

Salah satu penjual daging di pasar besar, Titin mengaku hari ini hanya menjual daging sisa kemarin. "Saya hanya menjual daging untuk pelanggan yang sudah saya potong kemarin, kalau daging segar memang tidak ada," kata Titin.

Meski tidak memotong, Titin memastikan simpanan daging di frezer bisa mencukupi hingga 5 hari kedepan. Untuk langananan.

Abu Hasan, Koordinator Himpunana Pedagang Muslim Indonesia (HPMI) seksi jagal Kota Malang mengatakan, sesuai kesepakatan dengan para jagal di Jatim, jagal sapi di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu sepakat tidak memotong hingga lima hari.

Menurutnya, dengan mogoknya para jagal ini, tidak akan merugikan para jagal.

 "Kalau misalnya motong, kami malah rugi mulai Rp 1 juta hingga Rp 2 juta perpotong. Kalau tidak motong tidak rugi," kata Abu hasan.

Menurutnya, kelangkaan sapi karena pemerintah mematikan kran sapi import. Sedangkan peternak dan perusahaan sapi lokal banyak yang menjual sapinya  keluar pulau. Hal ini, yang membuat sapi langka dan harganya sangat mahal.

Saat ini, harga sapi naik perkilonya menjadi Rp 34.000 - Rp 35.000 per kilogram. Harga sebelumnya Rp 29.000 -  Rp 30.000 per kilogram.

Supangat, Koordinator HPMI Seksi jagal Kota Batu menambahkan, meskipun kebutuhan daging sapi di Kota Batu tidak terlalu tinggi dibandingkan di Kota Malang dan Kabupaten Malang, tetap saja harga sapi yang melambung tinggi tanpa diimbangi dengan kenaikan harga daging.

"Kalau daging naik, para jagal rugi. Setiap harianya kerugian para jagam Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta perekor," tegsanya.

Ia berharap pemerintah bisa kembali membuka peluang sapi impor dengan pembatasan sehingga bisa membantu mengisi kebutuhan sapi potong.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved