Senin, 29 September 2025

Harga Daging Sentuh Rp 85 Ribu di Jombang, Pembeli Sepi

“Biasanya sehari saya bisa jual 90 kilogram. Tapi kini cuma 60 kilogram,” keluh Wiji.

zoom-inlihat foto Harga Daging Sentuh Rp 85 Ribu di Jombang, Pembeli Sepi
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pedagang daging sapi menunggu pembeli di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2013). Harga daging sapi di pasar tersebut menginjak harga Rp. 95.000 per kilogram. Harga daging sapi di Indonesia saat ini adalah termahal di dunia. Pemerintah diharapkan serius turun tangan menstabilkan harga daging. KOMPAS/PRIYOMBODO

Laporan dari Sutono wartawan surya

TRIBUNNEWS.COM,JOMBANG - Para penjual daging sapi di sejumlah pasar tradisional kembali menjerit.

Ini karena harga daging sapi kembali menjulang dengan tingkat kenaikan hingga Rp 8.000. Akibatnya, harga daging sapi berada berkisar Rp 80.000 hingga Rp 85.000.
       
Muji, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Legi Citra Niaga (PLN) Jombang mengisahkan, kenaikan daging mulai terjadi sejak Sabtu (2/2/2013) lalu. Semula, imbuh Muji, tingkat kenaikan hanya Rp 3.000.
       
Tapi kemudian setiap hari naik, dengan tingkat kenaikan lebih tinggi.

“Sekarang ini setiap kilogram harga jual eceran Rp 85 ribu. Padahal, sebelumnya  juga sudah cukup tinggi, yaitu Rp 73 ribu per kilogram,” kata Muji, Rabu (6/2/2013).  
    
Tingginya harga daging sapi itu membuat omzet Muji dan para pedagang lain di PLCN turun.

“Sebelumnya, tiap hari bisa jual 30 kilogram. Sekarang ini menghabiskan 20 kilogram saja sudah harus berjualan sampai sore,” terang Satik, pedagang lainnya.
    
Hal yang sama juga dialami Mutoharoh. “Kalau biasanya minimal laku 10 kilogram, sekarang tinggal tiga sampai lima kilogram. Sehingga sisanya harus di simpan dengan es,” bebernya.
    
Wiji, pedagang yang sebelumnya cukup besar omzetnya, juga bernasib serupa, bahkan penurunan omzet lebih besar, sekitar 40 persen.

“Biasanya sehari saya bisa jual 90 kilogram. Tapi kini cuma 60 kilogram,” keluh Wiji.
    
Wiji mengaku, banyak pelanggannya, baik pemilik warung nasi maupun pedagang bakso, beralih ke bahan baku daging ayam yang memang lebih murah harganya.
    
Penurunan omzet juga dialami jagal. Mugiwati misalnya. Sebelumnya, dia biasa memotong tiga hingga empat ekor sapi setiap hari. Tapi sekarang, Cuma satu ekor per hari.

“Ini karena harga sapi memang naik.  Kalau sebelumnya Rp 10 juta sudah dapat satu ekor sapi ukuran besar, sekarang minimal Rp 11 juta,” paparnya.

Itulah sebabnya, dia berharap pemerintah kembali membuka kran impor sapi.
       
“Sekarang ini sulit cari sapi. Sebab sapi impor tidak ada. Kalau ada sapi impor, pedagang maupun pembeli pasti tak kesulitan seperti sekarang ini,” paparnya.
        

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan