Petani Nekat Terobos Radius Bahaya
Mereka nekat berladang di radius bahaya karena takut merugi akibat tanaman kentang mati.
*Kerugian Pertanian Belum Dihitung
TRIBUNNEWS.COM BANJARNEGARA,- Larangan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung tentang radius bahaya 500 meter dari pusat hembusan gas beracun Kawah Timbang sering dilanggar para petani. Mereka nekat berladang di radius bahaya karena takut merugi akibat tanaman kentang mati.
Segelintir petani nekat meladang saat menjelang siang. Mereka masuk ke ladang di radius bahaya melalui jalan dusun Simbar yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari pusat hembusan gas beracun di Kawah Timbang Desa Sumberejo. Relawan dan petugas sudah memperingatkan aksi nekat petani namun tak diindahkan.
Biasanya petani tak berani meladang saat cuaca berkabut, mendung atau pagi hari. Mereka berani meladang ketika matahari sudah terang dan jarak luncur uap air gas CO2 dan H2S sudah mulai hilang.
Seorang petani, Sunarjo (35) beralasan bila tak dirawat tanaman kentaang akan terbengkelai dan akhirnya mati. Pada akhirnya petani akan merugi.
"Kalau tak diairi dan disemprot obat hama tanaman kentang bisa mati," kata Sunarjo warga Dusun Simbar yang memiliki lahan kentang di punggungan bukit sekitar kawah.
Petani itu mengaku sudah tahu risiko berladang di radius bahaya. Namun kata dia, dirinya masih merasa aman karena lokasi ladang tidak berada di sisi selatan atau lembah yang dilalui luncuran uap air.
"Kami tak berani ke ladang kalau pagi atau mendung. Meski nekat kami tetap memperhitungkan kondisi. Kalau uap air menghilang saat menjelang siang kami biasanya ke ladang," lanjutnya.
Kepala Desa Sumberejo, Ibrahim mengatakan kesulitan mencegah ulah petani yang nekat meladang di zona bahaya. Kata dia, bertanam kentang merupakan mata pencaharian warga setempat.
"Warga sadar risiko bahaya tapi juga tak mau menderita kerugian dari tanaman kentang mereka bila tidak dirawat. Mereka nekat tapi memperhitungkan kondisi. Ini sulit dicegah tapi terus kami sosialisasikan bahayanya," kata Ibrahim.
Lanjutnya, di sekitar kawah ada puluhan hektare tanaman kentang dan sayuran warga. Akibat bencana ini, ia memperkirakan banyak petani yang merugi.
"Total berapa kerugiannya belum ada laporannya. Yang jelas kalau gas ini masih ngowong (keluar,Red) dalam waktu lama tentu ini merepotkan petani dan warga setempat," lanjutnya.
Pengamatan visual
Saat ini, gas beracun yang keluar dari Kawah Timbang sudah memasuki hari ke-15 status Waspada (level II). Hingga kini, petugas Posko Pengamatan Gunung Api (PGA) Dieng di Desa Karangtengah, Batur serta puluhan relawan yang dikoordinir Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara masih melakukan pengamatan dan bersiaga.
"Jumlah masker yang dibagikan terus kami perbanyak. Sudah mencapai 2.000 masker di dusun-dusun terdekat kawah," kata petugas posko pengamat Kawah Timbang dari BPBD Banjarnegara, Andri Sulistyo, Selasa (26/3/2013) siang.
Pembagian masker diantaranya sudah dilakukan di Dusun Simbar, Serang, Kaliputih, Sumber dan Desa Batur. Warga sebelumnya mengeluhkan bau belerang (H2S) yang menyengat. Kata Andri, masker tersebut bukanlah masker antigas melainkan masker kain yang tidak diperuntukkan untuk bahaya gas beracun.
"Bau belerang masih tercium hingga radius 1.000 meter. Masker ini untuk meredam bau belerang bukan pengaman dari gas beracun," lanjutnya.
Sementara itu dari pengamatan visual, jarak luncuran uap air disertai gas beracun pada Selasa pagi mencapai jarak 300 meter hingga 500 meter. Arah luncuran menuju ke selatan atau menuju lembah Kali Sat. Jalan setapak di sisi selatan kawah yang sering dilalui pencari rumput dan petani antara Dusun Serang dan Pekasiran kini ditutup.
"Konsentrasi gas CO2 dan H2S masih fluktuatif. Kadar gas CO2 dan H2S tertinggi mencapai 1,3 persen volume dan lebih kecil dari 100 ppm di titik pengukuran 6 pada jarak 700 meter dari kawah," kata Andri.
Seperti diberitakan, PVMBG menaikkan status Gunung Api Dieng dari Normal (level I) ke Waspada (level II) sejak Senin (11/3/2013) malam. Hingga saat ini, warga dilarang mendekat ke radius 500 meter dari kawah karena dinyatakan berbahaya. Untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa, BPBD dan PVMBG sudah melakukan sosialisasi di dusun-dusun sekitar kawah. (hwo)
Baca Juga :
- Undip Terima 937 Mahasiswa DIII Jalur PSSB 2 menit lalu
- Aborsi, Ibu dan Dukunnya Dibekuk Polisi 50 menit lalu
- Boleh Lihat Pesawat di Lanumad Ahmad Yani Semarang 1 jam