Pabrik Roti di Batu Diobok-obok Maling, Uang Rp 15 Juta Amblas
"Kami tidak tahu jam berapa maling masuk. Tapi diperkirakan sekitar pukul 03.00 saat semua karyawan sedang tidur," ujar salah satu karyawan
Laporan Wartawan Surya, Iksan Fauzi
TRIBUNNEWS.COM,BATU- Pabrik roti merk Rajani cake and tart milik Widi warga Solo di Jalan Pattimura 3 Desa Junrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu dibobol maling, Rabu (27/3/2013) sekitar pukul 03.00 WI.
Uang sekitar Rp 15 juta yang ada di laci meja administrator bagian kuangan pun amblas.
"Kami tidak tahu jam berapa maling masuk. Tapi diperkirakan sekitar pukul 03.00 saat semua karyawan sedang tidur," ujar salah satu karyawan yang setiap hari tidur di mess pabrik saat ditemui, Rabu (27/3/2013).
Posisi pabrik sendiri berada di tempat sepi. Di sebelah kanan dan kiri Pabrik masih membentang hamparan sawah. Sekitar 100 meter di belakang pabrik ada perumahan.
Di halaman pabrik masih berupa tanah yang belum dipaving maupun di aspal. Genangan air dari sawah membuat halaman itu sedikit becek dan kotor.
Menurut karyawan tersebut, baru kali ini maling masuk ke pabrik rajani. Hal itu diperkirakan karena setiap hari ada sekitar 20 karyawan tidur di mess.
Mess ini berjarak sekitar 20 meter dengan produksi roti pabrik. Antara mess dan pabrik disatukan dengan lorong yang ada di belakang mess maupun pabrik.
Untuk pemasaran roti Rajani ini mulai dari Malang, Blitar, Kediri, Madura, Lumajang, Mojokerto, hingga Banyuwangi. Para pekerja setiap hari bekerja dengan dua shift, yaitu mulai jam 08.00 hingga jam 23.00.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Junrejo, Aiptu Didik Darihadi mengatakan, berdasar informasi dari saksi karyawan, kejadian diketahui pukul 05.00 oleh penjaga pabrik Ali Muhammad.
Waktu itu, Ali masuk ruang pabrik untuk melayani karyawan yang akan kirim roti. Saat mencatat di buku, Ali baru tahu kalau laci admin tercukit.
Jam segitu, kata Didik, pabrik itu setiap hari sudah ada aktivitas.
Mengetahui lacik tercukit, Ali melaporkan ke Hendik (sales) yang tidur di mess. Hendik lalu melapor kepada Supervisor bernama Sunarno yang juga tidur di mess.
"Sunarno lalu melapor ke polisi," ujarnya.
Uang yang hilang pun diperkirakan Rp 15 juta di laci besi itu. Adanya cukitan itu, polisi pun mengambil kesimpulan sementara, bahwa terjadi pencurian.
Ia menambahkan, di pabrik itu ada tiga pintu. Dua pintu berada di samping kanan dan satu pintu di belakang yang menghubungkan dengan mess. Dua pintu yang ada di samping hanya bisa dibuka dari dalam karena bentuknya slot. Tapi, pagi itu, Ali mengetahui salah satu pintu samping sudah terbuka.
"Sekarang kami sedang memeriksa 13 orang yang tidur di mess, sekaligus Ali (penjaga). Mereka diperiksa mulai pukul 09.30," katanya.
Saat memeriksa di pabrik itu, polisi tidak menemukan barang bukti pencuri. Hanya cukitan laci meja yang ada. Polisi pun mempolice line meja dan laci administrator keuangan. Di belakang meja ini terpasang foto polisi pangkat AKBP.
"Gembok laci pun dibawa. Entah itu dibuang atau dibawa. Tadi kami mencari tidak ada," ujarnya.
Aksi maling mengobok-obok Junrejo dalam rentang lima bulan ini semakin marak. Berdasar catatan Surya, setidaknya ada lima peristiwa yang terungkap di media. DPRD dua kali dibobol, uang Rp 44 juta melayang, sebulan kemudian VCD dan tv kantin dicuri.