Sabtu, 23 Agustus 2025

Pembantu Rektor Unsoed Bekerja Seperti Biasa Meski Jadi Tersangka

Pembantu Rektor II Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Eko Haryanto mengaku belum mendapat pemberitahuan

Editor: Dewi Agustina
Tribun Jateng/Fajar Nugroho
Seorang warga melintas di depan gedung Laboratorium di Kampus Universitas Soedirman (Unsoed) Purwokerto. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Nugroho dan Adi Prianggoro

TRIBUNNEWS.COM, PURWOKERTO - Pembantu Rektor II Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Eko Haryanto mengaku belum mendapat pemberitahuan resmi dari Polda Jateng bahwa dia telah menjadi tersangka kasus dugaan korupsi alat laboratorium riset.

"Saya belum tahu itu, hari ini saya masih bekerja seperti biasa. Sampai saat ini saya belum menerima surat dari Polda Jateng," ujar Eko, Rabu (22/1/2014).

Dia mengakui sudah lebih dari dua kali diperiksa penyidik Polda Jateng terkait proyek pengadaan barang alat laboratorium riset Unsoed.

"Sudah dua kali saya diperiksa tapi statusnya hanya sebagi saksi," katanya.

Anggota Tim Advokasi Unsoed, Hibnu Nugroho, membantah Eko melakukan korupsi. Yang terjadi, menurutnya, Eko yang saat itu menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek secara tergesa-gesa menentukan pengadaan barang tersebut dengan harga yang paling murah.

"Itu karena waktu yang diberikan dari pusat tentang pengadaan barang alat laboratorium hanya setahun. Ya mungkin karena harga yang ditetapkan berbeda cukup jauh dari harga pasar, makanya dibilang ada penggelembungan dana," katanya.

Sementara itu, Kepala Riset Laboratorium Unsoed, Ismail mengaku, sejak tahun 2011 beberapa kali penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun penyidik Polda Jateng meminta keterangan terkait laboratorium tersebut.

"Saya memang sudah beberapa kali dimintai keterangan,"ucapnya.

Menurut Ismail ada belasan jenis alat laboratorium riset Unsoed. "Kalau dihitung harga jumlah nominalnya ya puluhan miliar," terangnya.

Dia menjelaskan, bantuan peralatan laboratorium tersebut diterima pada 2009. Saat itu, karena belum memiliki gedung untuk menampung peralatan akhirnya sempat dititipkan di Fakultas Pertanian.

"Baru pada tahun 2011 peralatan tersebut dipindah ke gedung yang baru dibuat. Laboratorium ini mulai ditempati dan aktif dipergunakan awal 2011," imbuhnya.

Gedung Laboraturium Riset Unsoed berada di lingkungan Fakultas Biologi yakni di jalan Dr Soeparno, Karang Wangkal, Purwokerto.

Pantauan Tribun Jateng (Tribunnews.com Network) Rabu, laboratorium itu tampak sepi. Terlihat hanya ada empat orang pegawai di dalam laboratorium.

Gedung laboratorium itu berlantai tiga dan mempunyai 24 ruangan. Peralatan di dalamnya cukup lengkap dan modern. Misalnya ada alat DNA Skqencer untuk merunut DNA. Peralatan tersebut buatan Amerika yang harganya mencapai Rp 5 miliar hingga Rp 6 miliar. Ada juga alat HPCL yakni alat untuk menentukan kandungan bahan-bahan seperti pestisida, protein dan sebagainya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan