Jumat, 3 Oktober 2025

Liputan Khusus Aceh

Hiburan Plus di Kota Medan Jadi Daya Tarik Masyarakat Aceh Membelanjakan Uangnya

kehadiran masyarakat provinsi paling ujung Sumatera ini ke ibu kota Sumut itu cenderung meningkat, khususnya pada setiap akhir pekan.

Editor: Sugiyarto
net
Salah satu daya tarik orang Aceh untuk pergi ke Medan dan membelanjakan uangnya di sana 

TRIBUNNEWS.COM - MOBILITAS warga Aceh ke Medan masih sangat tinggi. Meski tidak ada data resmi, kehadiran masyarakat provinsi paling ujung Sumatera ini ke ibu kota Sumut itu cenderung meningkat, khususnya pada setiap akhir pekan.

Salah satu faktor yang membenarkan kesimpulan di atas terlihat dari banyaknya mobil berpelat BL berseliweran di jalanan utama Medan.

Banyak faktor yang menyebabkan tingginya antusias warga ke sana, di antaranya urusan bisnis dan pendidikan. Sejak dulu, sejumlah kampus ternama di Medan memang kerap diramaikan mahasiswa dari Aceh.

Namun dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terjadi fenomena menarik. Urusan pendidikan dan bisnis itu bertambah dengan adanya kegemaran meramaikan tempat hiburan di Medan.

Keberadaan tempat hiburan yang tumbuh subur di Medan menjadi magnet tersendiri untuk menarik perhatian warga Aceh.

Setidaknya, ada dua plaza yang dicap ‘milik’ orang Aceh, yaitu Plaza Medan Fair dan Sun Plaza.

Tidak sulit membuktikan hal ini. Duduk saja di salah satu kafe ataupun gerai pakaian, maka pengunjung dengan logat Aceh dengan mudah bisa dijumpai.

“Kalau di Sun Plaza biasanya mereka ngopi di food court. Mereka berkelompok dan kayaknya tidak saling kenal,” kata Rizal, seorang pelayan kafe di Sun Plaza.

Belakangan konsentrasi di Sun Plaza dan Plaza Medan Fair mulai bergeser ke Plaza Medan Center Point (MCP) yang baru saja dibuka akhir tahun lalu.

Plaza ini terbilang lebih modern, karena berdiri di areal super blok dengan ketinggian gedung 30 lantai. Gerai yang disediakan juga terbilang elite.

Sebut saja Parkson, gerai pakaian asal Malaysia ini tergolong eksklusif karena hanya berdiri di Medan, meski akhirnya menambah gerainya di Jakarta, baru-baru ini.

Dominasi Aceh di MCP akan terlihat jelas pada akhir pekan atau pada libur nasional. Areal parkir yang terbilang luas dengan memanfaatkan ruang bawah tanah (basement) akan dipenuhi kendaraan berpelat BL.

“Yang pakai BK banyak juga. Tapi pas turun langsung tahu mereka dari Aceh. Bisa ditandai pada logatnya,” kata juru parkir di MCP, Setiawan (30).

Iskandar (40), seorang pendatang dari Sigli mengakui kalau Medan memiliki daya tarik bagi masyarakat kampungnya.

Pria yang membuka usaha warung kopi di Jalan Agus Salim, Medan Polonia, ini menuturkan kerabatnya yang datang ke Medan cukup antusias mengunjungi studio film.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved