Kamis, 4 September 2025

Pesawat AirAsia Jatuh

Sejak Minggu Pagi Chiara Menunggu Keluarganya di Bandara Changi

Chiara Natasya Tanus (15) tidak menyangka keluarganya akan menjadi korban pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata

Editor: Budi Prasetyo
ST / NEO Xiaobin
Layar elektronik di Terminal 1 kedatangan Changi Airport menunjukkan rincian dari AirAsia QZ8501 penerbangan menuju Singapura dari Surabaya yang kehilangan kontak 

*Gagal Rayakan Natal dan Tahun Baru

TRIBUNNEWS.COM. SURABAYA - Chiara Natasya Tanus (15) tidak menyangka keluarganya akan menjadi korban pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Selat Karimata pada Minggu (28/12/2014) lalu.

Padahal ia sempat menunggu kedatangan keluargana di Bandara Internasional Changi Singapura pada hari nahas tersebut. Sekarang Chiara menjadi yatim piatu. Kedua orang tuanya, Herumanto Tanus (40) dan Liangsih Indahju (38) ikut menjadi korban pesawat rute Surabaya-Singapura itu.

Begitu pula dua saudaranya, The Geovani Nico (17), dan The Geovani Justin (9). Kakak Herumanto Tanus, Linda Patricia Tanus menyebutkan tujuan Hermanto dan keluarganya ke Singapura untuk menjenguk Chiara serta menikmati liburan Natal dan tahun baru.

Rencananya keluarga ini akan kembali ke Indonesia pada Jumat (2/1/2015) nanti. Chiara sendiri sekolah di Methodist Girl's School (MGS). Sebelum berangkat ke Singapura, Herumanto yang juga Vice Preaident (VP) Controler Bogasari Surabaya sudah menghubungi Chiara. “Chiara menunggu di Bandara Changi sejak Minggu pagi,” kata Linda kepada Surya, Senin (31/12/2914).

Selama berada di Bandara Changi, Chiara tidak mendapat informasi apapun. Chiara tetap berada di bandara setelah jadwal landing pesawat AirAsia QZ8501 berlalu. Dia tidak mendengar informasi apapun, termasuk pesawat AirAsia yang putus komunikasi di atas perairan Pangkalan Bun. Setelah beberapa lama menunggu, Chiara kembali ke asramanya. Chiara tetap tidak mengetahui bila keluarganya gagal sampai Singapura.

“Kami tidak memberitahu soal insiden pesawat itu. Dia mengetahui sendiri dari internet dan televisi,” tambahnya. Linda menyebutkan setelah pesawat AirAsia putus komunikasi, keluarga langsung mendekati Presiden Direktur AirAsia, Sunu Widiatmoko. Keluarga mengungkapkan bahwa ada satu anak Hermanto yang masih berada di Singapura.

“Saya katakan, bila AirAsia peduli pada keluarga korban, tolong bawa Chiara pulang. Akhirnya Chiara bisa pulang,” terang Linda. Bambang, paman Chiara sekaligus adik dari Liangsih, menyebutkan bahwa sementara ini remaja tersebut akan ditemani oleh keluarganya.

Dia juga belum memberikan izin kepada media untuk mewawancarai Chiara dengan dalih kondisi psikisnya yang belum mendukung. “Saat ini Chiara juga sedang tidur.

Sebaiknya jangan diganggu sekarang, karena kondisinya sedang tidak mendukung. Tunggu kondisinya agak membaik dulu,” kata Bambang. Terkait kondisi psikologis Chiara pascakejadian ini, Bambang tidak menjelaskannya secara rinci.

Namun dikutip dari Reuters yang sebelumnya mewawancarai paman Chiara, remaja itu masih kerap menangis tiap kali menyaksikan berita seputar insiden tragis ini. Bambang bisa memastikan bahwa dari yang terlihat di luar, Chiara tampak cukup terpukul. Selain itu, Bambang juga belum berani memutuskan bagaimana dan dengan siapa Chiara akan tinggal setelah ini.

”Anaknya masih syok. Sementara tinggalnya juga bersama kami di rumah saudara kami juga. Ini sekarang sedang tidak di rumah saya,” pungkasnya. Chiara adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Dari penelusuran Surya, dia sebelumnya merupakan pelajar SMP Kristen Petra 3, Surabaya.

Selepas dari Petra, pada Oktober 2014, dia melanjutkan studinya di Methodist Girl’s School di Singapura. Di Singapura, Chiara sebenarnya juga tidak seorang diri.

Saudaranya, Nico, juga pelajar tingkat pertama di St Andrew’s Junior College, Singapura. Keputusannya untuk melanjutkan pendidikan di Singapura, juga karena dorongan dari kakaknya, Nico. Sebelumnya, kepada New Straits Times, Chiara mengatakan bahwa saat liburan Natal dia tidak pulang ke Indonesia karena ada kegiatan di sekolahnya.

Hanya Nico yang memutuskan pulang ke Indonesia. Rencana Herumanto dan istrinya mengunjungi Chiara sekaligus merayakan Natal dan Tahun Baru bersama putrinya tersebut di Singapura, juga berbarengan dengan jadwal kembalinya Nico ke Singapura karena kegiatan semester baru sudah akan dimulai.

 Dengan insiden ini, keinginan Chiara untuk bisa merayakan Natal bersama ayah, ibu, dan dua saudaranya tak pernah terwujud. ”Nico rencananya kembali ke Singapura untuk memulai semester baru di St Andrews. Saya sangat terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa ketika mendapat kabar bahwa pesawatnya hilang. Yang saya lakukan hanya berdoa,” kata Chiara seperti dikutip dari New Straits Times.

Kepada media yang sama, Linda, bibi Chiara sekaligus adik Liangsih, mengatakan bahwa keluarga akan membicarakan lagi tentang siapa yang akan mengasuh Chiara. Namun hal tersebut baru akan dipikirkan saat semua tragedi ini tuntas. ”Dia (Chiara) sekarang sendiian. Tetapi kami akan membahas bagaimana ke depannya setelah semua ini berakhir,” ujar Linda.  (jay/ben/mif)

Sumber: Surya
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan