Kamis, 28 Agustus 2025

Guru Besar Unhas Ditangkap

Sidang Profesor Musakkir, Nilam: Ada Getaran dan Saat Saya Naik Springbed itu Goyang

Mahasiswi semester gasal STIEM Bongayya ini mengaku, sebelum mengisap sabu, dia sempat "goyang' bersama di ranjang (spring bed) Kamar 313.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Timur/Saldy
Mantan Wakil Rektor III Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Musakkir yang tersandung kasus penyalahgunaan narkoba kembali disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Makassar, Senin (23/2/2015). Sebelum mengikuti sidang, nampak guru besar hukum ini terlihat lebih segar dari hari sebelumnya. 

Sebelum tiga saksi mahkota kasus ini memberikan keterangan, dibantu panitera, mejelis hakim mengambil sumpah para saksi. Panitera memegang Kitab Suci Alquran di atas tiga kepala saksi.

"Kami bersumpah memberikan kesaksian yang sebenar-benarnya," katanya.

Dalam kesaksian itu Nilam, Syamsuddin, dan Ismail, didudukkan sebaris di depan majelis hakim.

Majelis Hakim Andi Cakra melontarkan pertanyaan secara bergantian kepada para saksi. Sesekali jaksa penuntut memperjelas atau mengklarifikasi pertanyaan.

Di dalam kesaksiannya, Ismail Alrif mengatakan, ia datang ke Hotel Malibu bersama dengan Prof Musakkir sekitar pukul 22.00 Wita, dan langsung memesan kamar 312.

Ismail yang mengaku asisten dosen Prof Musakkir di Fakultas Hukum Unhas ini, membeberkan sebelum tiba di Hotel Malibu, ia telah berkomunikasi (janjian) dengan Andi Syamsuddin alias Ancu, untuk memakai barang (narkoba) tersebut, tanpa diketahui oleh Prof Musakkir.

Sedangkan Andi Syamsuddin alias Ancu saat itu, memesan kamar di nomor 308.

Namun berselang 3 jam kemudian atau pukul 01.00 Wita, di Hotel itu, ia mengatakan, tiba-tiba bertemu dengan Nilam Ummi Qalbi yang juga mahasiswi STIEM Bongayya di lobi Hotel.

Mengingat Ismail dan Nilam telah saling kenal, maka saat itu Nilam diajak ke kamar yang telah dipesan oleh Ismail Alrif. Di dalam kamar itu sudah ada Prof Musakkir yang sedang baring diatas kasur.

Didalam keterangan ketiga saksi, mereka memberikan inti kesaksian yang sama. Ketiganya mengaku tidak pernah melihat Prof Musakkir menyentuh barang yang terlarang narkoba ataupu alat isapnya yang sudah disediakan Ismail Alrif.

Atas keterangan saksi ini, jaksa penuntut merasa ada yang aneh. Pasalnya, keterangan tiga saksi ini tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, atau sama sekali tidak sama dengan Berita Acara Pemeriksaan atau hasil keterangan saksi di penyidik Polrestabes Makassar.

Salah satu JPU, M Yusuf saat ditemui usai sidang, mengatakan kesaksian 3 terdakwa tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Hal tersebut juga bisa dilihat dari status Prof Musakkir yang telah mendapatkan assesment dari Badan Narkotika Nasional Sulsel bahwa ia positif menggunakan narkoba, sehingga ia hanya direhabilitasi dan tidak ditahan seperti beberapa tersangka lainnya.

Yang menjadi keyakinan JPU Yusuf saat mendengar keterangan dari Prof Musakkir di ruang persidangan, bahwa ia tidak tahu dengan apa itu bong, dan apa itu pirex.

"Kalau itu biar masyarakat tahu, atau ahlinya yang bisa komentar, kok orang tidak tahu jenis narkoba bisa positif narkoba," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan