Kamis, 28 Agustus 2025

Pengemis di Palembang

Bayi Pengemis Dicekoki Obat Tidur, Lama-lama Bakal Keracunan

Obat tidur tidak boleh sembarangan diberikan, apalagi kepada anak yang umurnya masih sangat muda.

Editor: Hendra Gunawan
SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR
Ilustrasi: Gelandangan dan pengemis tidur di emperan toko di kawasna Jalan Diponegoro, Banda Aceh, Minggu (14/9/2014). Keberadaan gepeng merupakan salah satu dampak negatif pembangunan, khususnya pembangunan perkotaan. SERAMBI/M ANSHAR 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG -- Fenomena pengemis jalanan yang memberikan obat tidur kepada anak-anak balitanya agar tenang saat mengemis membuat miris.

Bagaimana pun, obat tidur tidak boleh sembarangan diberikan, apalagi kepada anak yang umurnya masih sangat muda.

Dr Aditiawati SpA Dokter RSMH Palembang mengatakan, pil CTM itu obat gatal-gatal atau alergi. Obat ini tidak diperuntukkan bagi anak-anak di bawah umur. Penggunaannya juga seharusnya berdasarkan anjuran atau resep dokter. "Tidak bolehsembarangan".

Untuk diketahui, CTM itu sebenarnya bukan obat tidur. CTM adalah obat alergi (antihistamin). Selama ini masyarakat banyak beranggapan CTM itu obat tidur, itu salah.

Dalam farmakologi, CTM termasuk merk dagang yang berisi Chlorpheniramine maleat. Obat ini termasuk dalam golongan obat antihistamin yang bekerja untuk mencegah pelepasan atau kerja
histamin.

Antihistamin biasanya digunakan untuk mengobati reaksi alergi yang disebabkan oleh reaksi berlebihan tubuh terhadap
alergen (zat penyebab alergi).

CTM selain digunakan sebagai pengobatan alergi, juga sering digunakan sebagai pelengkap dalam pengobatan serangan influenza. Seperti kita ketahui, flu disebabkan oleh virus yang akan sembuh dengan sendirinya (self limiting disease) jika kekebalan tubuh membaik.

Kandungan CTM akan memberikan efek kantuk yang membuat orang yang mengonsumsinya dapat beristirahat sehingga diharapkan kekebalan tubuh semakin baik dan flu cepat sembuh.

Di lapangan, anggapan masyarakat sudah banyak yang menyalah- rtikan CTM sebagai obat tidur ketimbang obat alergi.
Walaupun penggunaan CTM diperkenankan untuk bantu mengatasi sulit tidur, namun tanpa informasi yang jelas mengenai obat ini dikhawatirkan justru dapat membahayakan orang yang mengonsumsinya ketimbang manfaat yang didapatkan.

"Namun dalam jangka panjang penggunaanya dapat membahayakan penggunanya karena efek penggunaan obat secara berlebihan justru akan menjadi racun bagi tubuh. Apalagi jika diberikan kepada anak di bawah umur," tambahnya.

Jika seorang ibu memaksa anaknya mengonsumsi CTM agar tertidur, itu salah. Anak-anak yang boleh mengonsumsi berusia di atas dua tahun, dan harus ada resep dokter.

Jika si ibu masih memaksa anak mengonsumsi obat tersebut, ini bisa menyebabkan tumbuh kembang anaknya terganggu. Ya namanya dipaksa tidur, pasti tumbuh kembangnya terganggu. Waktu makan tidak ada, waktu bermain tidak ada.

Sekali lagi, CTM adalah obat alergi, bukan untuk tidur. Karena itu dokter biasanya meresepkan obat ini dan tidak sembarang memberikannya kepada anak. (mg2)

Sumber: Sriwijaya Post
Tags
pengemis
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan