Kamis, 28 Agustus 2025

Pembunuhan Asisten Presdir XL

Rekonstruksi Pembunuhan Rian, Ibunda Tenang, Adik Meledak-ledak

Setelah itu mereka pergi ke Hotel Cipaganti dan menginap disana, hotel dimana anak mereka dibunuh pelaku.

Editor: Hendra Gunawan
Warta Kota/Theo Yonathan Simon Laturiuw
Ibunda Korban, Rukmila yang tegar menghadapi kematian putrinya. 

TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Tegar dan kokoh, itulah sikap Rukmila (58), Ibunda Hayriantira (37). Sejak pagi tadi, Rabu (6/8/2015), Rukmila dan keluarganya sudah berada di Kabupaten Garut.

Rukmila dan suaminya, Adi Santoso (65) menjalani pengambilan sampel DNA oleh dokter Polisi pagi harinya. Setelah itu mereka pergi ke Hotel Cipaganti dan menginap disana, hotel dimana anak mereka dibunuh pelaku.

Mereka memesan dua kamar yang letaknya berseberangan dengan Kamar Nomor 5, tempat Hayriantira dibekap sampai tewas oleh Andi Wahyudi (38), sang pembunuh.

Dari kamar itu, Rukmila bisa memandang jelas lokasi kamar anaknya dibunuh. "Kami memang sejak pertama ingin menginap disini. Apalagi kami tahu akan ada rekonstruksi disini hari ini," ucap Rukmila kepada Wartawan, termasuk Wartakotalive.com, Kamis (6/8).

Dia dan keluarganya menunggu sampai sore, sampai akhirnya pembunuh anaknya tiba disana pukul 17.30.

Saat itu suami Rukmila sudah memilih tidur di kamarnya, ia kurang enak badan. Sedangkan Rukmila sama sekali tak mau keluar dan melihat Andi (pembunuh). Dia memilih berada di kamarnya dan melayani beberapa awak televisi yang ingin mewawancarainya.

Justru yang ingin melihat Andi adalah adik korban, Agung Ari Wibowo (29).

Dia sempat tak bisa menahan emosi dan sempat meledak-ledak. Agung sempat berteriak memaki-maki ketika bus besar yang berisi pembunuh kakaknya tiba. "Bangsat, Anjing," teriak Agung sambil disingkirkan menjauh dari lokasi bus parkir.

Dia pun kelihatan menangis sambil memaki. Tapi dia dan beberapa sepupunya lekas disingkirkan polisi. Bibi Agung juga melarang Agung untuk mendekat ke bus, begitu juga beberapa polisi lain.

Dia pun akhirnya menyingkir dan tak pernah mendekat ke kamar nomor 5 tempat rekonstruksi dilakukan, sampai rekonstruksi selesai 2 jam kemudian.

Sementara Rukmila kelihatan begitu tenang. Dia juga bisa mengumbar senyum ke wartawan yang mewawancarainya, walaupun dengan mata yang kelihatan merah dan basah.

Tapi emosinya benar-benar tertata, tak mudah meledak, dan dia nyaris tak seperti orang yang sedang berduka.

Malam tadi Rukmila mengenakan gaun muslim panjang berwarna putih gading. Sehabis melayani rentetan pertanyaan wartawan, Dia masih mesti kembali ke Polres Garut. Polisi hendak memintai keterangannya lagi.

Sudah pukul 20.00 saat Rukmila keluar dari kamarnya untuk pergi ke Polres Garut. Di luar ternyata ada beberapa kerabat yang datang, termasuk dari Perusahaan tempat anaknya bekerja -PT XL Axiata.

Dia menyambut semua tamunya dengan ramah, tanpa tangis, tapi justru menyambutnya dengan senyuman. Bahkan Dia memberikan satu 'sun pipi' ramah ke seorang kerabatnya yang baru datang.

"Kapan datang mas, ya ampun sampai kesini juga," ucapnya ke pria itu. Dia tak lama melayani pria itu, Dia lalu pergi ke Polres diantar kerabatnya.

Namun Rukmila mengaku sudah tak mau melihat wajah Andi. "Sudah cukup saya melihat dia," kata Rukmila.

Terakhir Rukmila bertemu Andi di tahanan Polda Metro Jaya pada Rabu (5/8) pagi. Dimana Andi akhirnya mengaku ke Rukmila bahwa dialah yang membunuh Andi.

Hari itu Rukmila menangis sejadinya-jadinya. Penyidik menenangkan Dia, tetapi Dia sama sekali tak menyentuh Andi. Tapi sudah cukup baginya bertemu Andi.

Dia kini lebih memikirkan proses pemindahan jenazah anaknya yang sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cibunar sebagai jenazah tanpa nama.

"Walaupun hanya seonggok tanah, kami ingin memakamkan anak kami ini secara layak. Agar kami bisa terus mendatangi makamnya dan mengenangnya," ucap Rukmila dengan mata yang lagi-lagi basah, tapi dengan emosi yang tak meledak sama sekali.(Theo Yonathan Simon Laturiuw)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan