Sabtu, 6 September 2025

Teriakan Warga Jadi Sinyal Kereta Api Lewat di Perlintasan Sumokali

Sepanjang 21 perlintasan antara Tarik-Tulangan-Kota, 18 di antaranya tak berpalang pintu. Sarana keamanan juga sangat minimalis.

Editor: Dewi Agustina
Surya/Miftah Faridl
Perlintasan Sumokali yang mengandalkan teriakan warga untuk menandakan ada kereta api lewat. 

TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Cukup menegangkan melintas di perlintasan kereta api (KA) yang di lintasan KA Jenggala.

Sepanjang 21 perlintasan antara Tarik-Tulangan-Kota, 18 di antaranya tak berpalang pintu. Sarana keamanan juga sangat minimalis.

Hampir semua perlintasan tanpa ada tanda bunyi sebagai peringatan kereta melintas.

Selama ini, suara satu-satunya yang menjadi penanda berasal dari bel kereta api. Bila masinis tak membunyikan bel, tak ada yang tahu kereta melintas.

Penelusuran Surya (Tribunnews.com Network) dan Litbang Bamag Sidoarjo mendapati, beberapa perlintasan malah memiliki sinyal tanda kereta melintas yang tak lazim.

"Sinyalnya adalah suara teriakan warga," kata Subakir, warga Sumokali, Rabu (19/8/2015).

Surya melewati perlintasan ini. Bila kereta lewat, warga yang kebetulan melintas langsung berteriak.

Teriakan itu kadang sampai ke perlintasan, kadang pula tidak. Namun begitu tidak semua warga mau repot-repot berteriak.

"Awas kreto liwat, kreto liwat. Minggir, minggir," ujar pria 45 tahun itu menirukan teriakan yang biasa disuarakan warga setempat.

Selain Sumokali, ada juga perlintasan 'bersinyal' teriakan ada di Tenggulunan.

Selain suara teriakan, warga juga mengandalkan pandangan mata telanjang untuk melihat kereta melintas.

Perlintasan Durungbedug, Grogol, Griting, Kepuh Kemiri, Kepunten merupakan beberapa perlintasan yang mengandalkan pandangan mata telanjang.

Di berbagai perlintasan itu hanya ada rambu gambar berhenti dan palang meskipun tak memiliki palang pintu.

"Penjaga perlintasan di sini anak-anak kampung. Sesuka mereka jaganya. Kalau capek ya mereka pulang," kata seorang warga Durung Bedug.

Menurut Etwin, Ketua Litbang Bamag Sidoarjo, meskipun ada penjaga di perlintasan tersebut, sifatnya hanya sukarela. Para penjaga ini pun tak memiliki alat komunikasi mumpuni.

"Bayangkan, mereka mengandalkan SMS dari pos perlintasan terdekat. Lha kalau SMS itu tidak sampai? Ada juga yang jongkok di dekat rel untuk melihat getaran rel saat kereta hendak melintas," kata Etwin.

Sumber: Surya
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan