Waduh, Angka Korban Rabies di Jembrana Naik 300 Persen Tahun Ini
Tahun 2014 lalu, 29 orang menjadi korban rabies, namun hingga Oktober tahun 2015 ini angka tersebut menjadi 110 orang
Laporan wartawan Tribun Bali, I Gede Jaka Santhosa
TRIBUNNEWS.COM, NEGARA - Sebanyak tiga warga di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali menjadi korban gigitan anjing rabies.
Berdasarkan informasi Tribun Bali (Tribunnews.com network), Kamis (8/10/2015), petugas dari Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan (P3) Jembrana bersama Dinas Peternakan Provinsi Bali menyisir ketiga korban tersebut.
Adalah Ni Ketut Lamar, Ni Nyoman Budiasih, dan Komang Trisna.
Setelah diambil sampel otak anjing penggigit warga tersebut, diketahui positif rabies.
Kepala Lingkungan Samblong, I Ketut Sujana mengakui adanya warga yang tergigit anjing positif rabies.
Setelah ditelusuri, anjing tersebut merupakan milik seorang warga yang juga menjadi korban gigitan.
Rata-rata, korban yang digigit pada Sabtu (3/10/2015) dan Minggu (4/10/2015) lalu itu digigit di bagian kaki dengan korban dua orang.
Namun kedua korban tersebut telah mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR).
Seorang korban lagi baru datang bekerja dari Denpasar Kamis (8/10/2015) dan langsung dibawa ke Puskesmas untuk mendapatkan VAR.
Maraknya kasus gigitan anjing rabies di Jembrana tahun 2015 ini menjadi tahun terparah dari tahun sebelumnya.
Tahun 2014 lalu, 29 orang menjadi korban rabies, namun hingga Oktober tahun 2015 ini angka tersebut menjadi 110 orang korban atau meningkat hampir 300 persen.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jembrana, pada Januari hingga Oktober 2015 ini sudah terjadi 2.284 kasus dengan 110 orang korban dinyatakan positif rabies.
Pada tahun 2014 lalu sebanyak 2.479 kasus dengan 29 dinyatakan positif rabies.
Kepala Dinkes Pemkab Jembrana, dr I Putu Suasta mengatakan, sekarang Kabupaten Jembrana masuk zona merah daerah rabies per 21 September 2015.
Hal ini berdasarkan hasil rapat bersama dengan Dinkes Provinsi Bali.
Bahkan Jembrana berada di posisi I rawan rabies disusul Kabupaten Buleleng kedua dan Kabupaten Karangasem posisi ketiga.
Menanggulangi hal tersebut, pada tahun 2015 ini pihaknya menyediakan 7.000 vial VAR.
Dari jumlah tersebut 1.474 di antaranya telah terpakai dan 99 vial Serum Anti Rabies (SAR) yang diperkirakan cukup hingga Februari 2016 mendatang.
"Kami sebagai penjaga gawang di hilir jadi waswas, meskipun VAR dan SAR cukup. Tapi tetap saja penanganan yang pertama itu ada di Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (P3) sebagai hulunya bagaimana agar wabah rabies ini tidak menyebar," ujar Suasta ditemui di kantornya, Rabu (7/10/2015) kemarin.
"Ketakutan kami apabila menyepelekan gigitan anjing ini, terutama anjing kecil. Lebih-lebih lukanya kecil dan tidak membahayakan. Makanya kami imbau kepada masyarakat apabila sempat tergigit anjing, segera melapor ke Puskesmas terdekat," tandasnya.