Wakapolresta Pekanbaru Cekcok Dengan Penggembira Kongres HMI
Pemicunya, sekumpulan mahasiswa yang jumlahnya diperkirakan 30an orang berupaya memprovokasi rekannya yang diatas bus agar turun kembali.
Penulis:
Budi Rahmat
Editor:
Wahid Nurdin
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Wakapolresta Pekanbaru, AKBP Sugeng Putut Wicaksono bersitegang dengan mahasiswa HMI asal Sulselbar yang menolak dipulangkan.
Ribut-ribut diarea Purna MTQ, Pekanbaru Senin (30/11/2015) sore tadi bahkan nyaris berujung baku hantam.
Pemicunya, sekumpulan mahasiswa yang jumlahnya diperkirakan 30an orang berupaya memprovokasi rekannya yang diatas bus agar turun kembali.
Padahal saat itu tujuh bus yang berisi sekitar seribuan mahasiswa akan beranjak meninggalkan area purna MTQ
"Jangan dipengaruhi temannya. Kalau tidak mau pulang ya sudah tinggal disini," bentak Putut sembari menghalangi salah seorang mahasiswa yang dari tadi berusaha mempengaruhi rekannya menggunakan megaphone.
Melihat komandannya maju menghalangi mahasiswa, anggota yang lain pun meringsek maju.
Segerombolan mahasiswa dihentikan langkahnya yang terus berusaha memprovokasi kawan-kawannya yang sudah diatas bus.
Wakapolresta memilih mundur, sedangkan personil polisi langsung siaga.
Personil shabara bahkan sudah bersiapa membentuk barisan untuk menghalau gerombolan mahasiswa tadi.
Salah seorang polisi berusaha mengambil megaphone dari tangan seornag mahasiswa.
Aksi tersbeut lantas mendapat perlawanan dari rekannya yang lain yang berusaha mendorong.
"Ee, jangan tarik-tarik teman kami," teriak mahasiswa lainnya.
Mahasiswa bisa didesak mundur.
Wakapolresta pun tampak meminta anggotanya untuk mundur.
Rencananya hari ini seluruh penggembira Kongres HMI yang berasal dari Sulselbar akan dipulangkan menggunakan 10 unit bus.
Jumlah mereka yang mencapai seribuan ternyata tidak bisa ditampung jumlah bus yang tersedia.
Selain itu sekelompok mahasiswa menolak pulang dengan alasan delapan rekan mereka masih ditahan di Mapolresta Pekanbaru terkait kepemilikan senjatan tajam saat sweeping pada tanggal 23 November lalu.
Sampai berita ini ditulis, sekelompok mahasiswa masih bertahan diarea purna MTQ.
Sedangkan sepuluh unit bus sudah memberangkatkan mahasiswa menuju Tanjung Priok dan selanjutnya menyebarang menggunakan kapal.