Kisah Bruder Yanuar, Tukang Kayu dari Belanda yang jadi 'Penyembuh'
Terlahir di Kota Meerseen, Belanda, 77 tahun silam, Bruder Yanuar Husada SSCC kini telah mengabdikan dirinya di Pulau Bangka selama 50 tahun.
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALPINANG - Terlahir di Kota Meerseen, Belanda, 77 tahun silam, Bruder Yanuar Husada SSCC kini telah mengabdikan dirinya di Pulau Bangka selama 50 tahun.
Memulai karya 25 tahun pertama di Pulau Bangka sebagai tukang kayu, Bruder Yan muda menginjakkan kaki di Pulau Bangka, 17 Desember 1965, saat di mana Gerakan 30 September PKI sedang berkecamuk.
Merasakan pahitnya hidup di Indonesia dengan hanya memakan ubi, Yan muda juga sempat menderita sakit malaria.
Dalam perjalanan pengembaraan, Yan muda memutuskan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan mengabdikan dirinya untuk pembangunan di wilayah Keuskupan Pangkalpinang.
Hingga suatu hari Bruder Yan jatuh dari atap pada usia 43 tahun dan saat itulah ia mengalami titik balik panggilan dari “tukang kayu” menjadi “penyembuh”.
Menjalani panggilan sebagai penyembuh sejak tahun 1982, biarawan yang mengabdikan hidupnya sebagai bruder sejak 58 tahun silam ini memakai motto pengobatan komplementernya ‘Tuhan Allah Sumber Segala Energi.’
Moment pengembaraan yang panjang ini dimaknai biarawan sekaligus ahli pengobatan komplementer ini dengan menghadirkan tiga jenis teh herbal berkhasiat.
Teh herbal masing-masing diberi nama Cor Tea I, Cor Tea II dan Cor Tea III. Cor Tea I berfungsi melancarkan BAB (Buang Air Besar), mengatasi masalah susah tidur dan jantung lelah. Cor Tea II berfungsi untuk mengatasi masalah remaja.
"Teh ini cocok untuk menangani masalah-masalah khas remaja seperti rewel, tidak mau menuruti orang tua atau masalah remaja lainnya," ungkap pemilik nama kecil Johannes Marie Heuts ini.
Sementara Cor Tea III khusus untuk orang tua yang mengalami masalah dengan jantung. Cocok untuk diminum pagi dan malam hari atau sesuai kebutuhan tubuh.
Untuk semua jenis jamu tersebut, Bruder Yan mengaku telah mendapat izin resmi dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
"Teh produksi Yayasan Yanuar Husada terjamin higienisnya. Diproduksi dari kebun sendiri dan dikemas oleh karyawan yayasan dengan memperhatikan kebersihan tanaman, proses hingga produk akhir," ujar Bruder Yanuar.
Pada November 2010 lalu, Bruder Yanuar pernah mengungkapkan feelingnya melalui harian dan portal Bangka Pos tentang waktu puncak letusan Gunung Merapi di Yogyakarta, serta jarak semburan lahar panas, dan semua terbukti.
Sekitar 200 komposisi jamu untuk macam-macam penyakit juga diproduksi Yayasan Yanuar Husada dan dipergunakan beberapa dokter yang menggabungkan pengobatan medis dengan herbal.
Bagi yang berminat mendapatkan teh herbal tersebut dapat mendatangi Yayasan Yanuar Husada di Jalan Solihin GP, persisnya sebelum RS Bakti Wara Pangkalpinang, pada setiap jam kerja.