Rabu, 5 November 2025

Pencarian Korban Banjir Bandang Diperluas, Tim SAR Bawa Anjing Pelacak

Personel SAR gabungan akan membawa anjing pelacak pada hari keempat pencarian lima wisatawan yang hilang di objek wisata, Air Terjun Dua Warna.

Penulis: Jefri Susetio
Editor: Dewi Agustina
TRIBUN MEDAN/JEFRI SUSETIO
Personel SAR membongkar batu besar untuk mencari korban banjir bandang di Air Terjun Dua Warna, Selasa (17/5/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, SIBOLANGIT - Personel Search And Rescue (SAR) gabungan akan membawa anjing pelacak pada hari keempat pencarian lima wisatawan yang hilang di objek wisata, Air Terjun Dua Warna, Desa Sirungun, Kecamatan Sibolangit, Deliserdang, Rabu (18/5/2016).

Kepala Seksi Potensi Kantor SAR Medan Ahmad Junir mengatakan, setelah dilakukan koordinasi dengan Sabhara Polresta Medan dan Brimob Polda Sumut disepakati hari ini pencarian menggunakan anjing pelacak.

"Kemungkinan besok sudah menimbulkan bau jadi kami membawa anjing pelacak untuk memudahkan kerja tim," katanya di Posko SAR, Sibolangit, Selasa (17/5/2016) petang.

Ia menambahkan, Polda Sumut telah mempersiapkan empat anjing pelacak untuk membantu personel mencari lima wisatawan yang hilang di seputaran Air Terjun Dua Warna.

"Wilayah pencarian rencananya kami perluas hingga kawasan Derek. Dan, petugas akan berangkat lebih awal. Adapun jarak pencarian tiga kilometer dengan waktu tempu sekitar tiga jam," ujarnya.

Selain itu, katanya, sesuai peraturan yang berlaku, pencarian lima orang yang hilang tersebut dilakukan tujuh hari. Waktu pencarian dapat ditambah tiga hari bila ada tanda-tanda ditemukannya korban.

"Jadi, masih panjang perjalanan kami di sini. Untuk masyarakat atau keluarga korban jangan panik. Operasi pencarian oleh tim SAR masih dilanjutkan," katanya.

Ia membenarkan, wisatawan yang ditemukan ada 17 orang. Adapun rinciannya satu orang selamat, dan 16 orang meninggal dunia. Karena itu, masih ada lima orang yang hilang.

"Untuk proses pencarian hari ini kami menurunkan dua regu. Sedangkan regu ketiga hanya membawa logistik kawan-kawan di lapangan. Hasilnya belum temukan korban, tapi kami berupaya menemukan korban besok. Operasi Search and Rescue (SAR) belum dihentikan," katanya, kemarin.

Ia menuturkan, jumlah personel yang diturunkan mencapai 150 orang. Namun operasi pencarian tidak maksimal, lantaran kendala cuaca dan kondisi lapangan yang ekstrem.

"Kalau alat berat tidak ada intruksi. Jika sudah ditemukan baru turunkan alat berat. Susah dimasukkan ke situ. Warga yang merasa kehilangan keluarga harus melapor. Saya tidak tahu pintu masuk ke Air Terjun Dua Warna banyak," katanya.

Temukan Rompi
Tiga regu SAR, yang mencari lima pengunjung Air Terjun Dua Warna yang hilang setelah diterjang banjir bandang, cuma menemukan rompi diduga milik Armando Gurusinga di Sungai Lau Mentar, Selasa.

Armando merupakan pemandu yang membawa puluhan wisatawan ke Air Terjun Dua Warna. Namun, hingga kemarin, tim SAR belum menemukan pemandu tersebut.

Sekretaris BPBD Deliserdang Darwin Surbakti membenarkan, ada penemuan rompi tersebut. Namun katanya, pemilik rompi tersebut belum diketahui secara pasti.

"Tadi regu kedua berhasil menemukan tas dan juga rompi di sekitar sungai. Diduga itu merupakan milik pemandu wisata," ujarnya di Poskos Basarnas.

Ia menambahkan, rencananya barang-barang tersebut akan dibawa ke rumah sakit dan diserahkan ke tim forensik untuk memudahkan identifikasi.

Sedangkan Camat Sibolangit Amos Karokaro mengatakan, tiga segu SAR hanya menemukan pakaian yang diduga milik pemandu atas nama Armando. Adapun titik penemuan pakaian tersebut di jembatan sungai.

"Besok pencarian bisa juga di seputaran penemuan pakaian itu. Kami bisa menyisir lokasi itu," katanya.

Ia menceritakan, sebelumnya ada sosok jenazah yang menggunakan gelang dan keluarga yang yakin jenazah pria itu Armando. Namun, hasil DNA berbeda.

"Hasil identifikasi dari RSU Bhayangkara ciri-cirinya mirip ada gelang. Namun setelah tes DNA dan sidik jari enggak sinkron," ujarnya.

Karena pencarian wisatawan hilang hari ketiga tak membuahkan hasil, tim pencari korban akan menjumpai ketua-ketua adat.

"Saya akan menjumpai ketua-ketua adat minta restu dan kumpulkan warga yang tahu seluk beluk kawasan di sini. Besok warga bersama-sama Basarnas ke lokasi," katanya.

Andalkan Penciuman
Tak gampang menuju lokasi objek wisata Air Terjun Dua Warna. Tim SAR membutuhkan waktu dua setengah jam jalan kaki dari posko ke lokasi objek wisata alam tersebut.

Tim SAR juga harus melintas di aliran Sungai Lau Batimus. Kawasan sungai tersebut dipenuhi batu besar dan ratusan gelondongan pohon. Tribun Medan (Tribunnews.com Network) berkesempatan bergabung dalam regu satu SAR, kemarin.

Sepanjang aliran sungai terdapat beberapa titik bekas longsor. Dalam perjalanan menuju lokasi, tim SAR terlihat membongkar beberapa batu besar, yang diduga menjepi jenazah wisatwan. Terutama, jika ada bau tidak sedap menyengat.

Namun, setelah membongkar bongkahan batu dan mengorek pasir sungai, anggota tim SAR tidak menemukan jenazah korban. Dalam proses pencarian wisatawan itu, tim SAR hanya mengandalkan penciuman.

"Coba bongkar batu ini, ada bau busuk, pakai cara penciuman saja," ujar seorang petugas sembari mengajak teman-temannya.

Gagal menemukan jenazah, tim SAR kembali melanjutkan perjalanan.

"Ayo lanjutkan perjalanan jangan berlama-lama bila tidak ada. Perjalanan masih panjang ke depan," katanya.

Kawasan Air Terjun Dua Warna yang indah tersebut tampak amburadul, batu besar dan bekas longsor menumpuk di beberapa titik.

Seorang mahasiswa pecinta alam, Jack mengatakan, banyaknya gelondongan pohon dan batu besar membuktikan bahwa illegal logging marak di kawasan Hutan Lindung Lauser.

"Selama ini pemerintah, TNI, Polri tidak fokus untuk menjaga Hutan Lauser. Saya yakin kegiatan penebangan pohon masih ada di hutan ini," ujarnya.

Sebelum tiba di aliran sungai, tim SAR melewati hutan Sibolangit. Perjalanan keluar dari dalam hutan membutuhkan waktu dua jam setengah berjalan kaki.

Perjalanan di dalam hutan cukup berat. Tim SAR terpaksa melintasi bukit yang terjal. Apalagi, jalan di dalam hutan licin dan berlumpur, sehingga anggota tim SAR beberapa kali terjatuh.

Puluhan anggota regu satu SAR juga melewati beberapa sungai. Jalur yang digunakan tim SAR bukan jalur wisata, sehingga harus menyeberang sungai setinggi satu 60 cm. (tio)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved