Kamis, 4 September 2025

Mudik Lebaran 2016

Fatamorgana Jalan Tol Cipali bagi Masyarakat Setempat

Sayangnya, kemewahan megaproyek nasional tersebut bak fatamorgana.

KOMPAS/DEDI MUHTADI
Warga di tiga desa di Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat mengeluhkan jalan desa yang sudah dua tahun dibiarkan rusak. Pada saat Tol Cipali(Cikopo-Palimanan) dibangun jalan desa itu digunakan untuk lalu lintas truk-truk pengangkut material proyek. 

Total panjang jalan kabupaten yang melintasi desa itu 27 kilometer, menghubungkan Desa Cijunti-Cimahi dan Kertamukti.

Bagi warga di wilayah itu, jalan tersebut sekaligus merupakan jalan akses menuju pintu Tol Cikopo dan Cipali.

Jika lewat dari barat, masuk jalan tersebut bisa dimulai dari Cikopo pada Jalan Raya Purwakarta-Karawang.

Dari sana, jalan berbelok-belok melewati perkebunan karet masuk ke Desa Cijunti, Cimahi, Kertamuti, dan keluar ke Jalan Raya Purwakarta-Subang, sekitar 10 kilometer dari perempatan Sadang, Purwakarta.

Jika Jalan Cikopo-Sadang-Purwakarta padat, jalan ini menjadi jalur alternatif arus lalu lintas dari Karawang ke Subang dan sebaliknya.

Berdasarkan pemantauan Kompas, tidak seluruhnya jalan itu rusak dan berlubang. Sebagian aspalnya ada yang masih bagus walaupun di sana-sini ada aspal terkelupas.

"Di desa kami, ada sekitar 3 kilometer jalan tidak mulus," ujar Kepala Desa Cijunti Toha bin Saripin (46).

Tidak diperbaiki

Pertengahan Juni 2015, Presiden Joko Widodo meresmikan jalan tol sepanjang 116,7 kilometer itu.

Warga, menurut Rohata, menyambut dengan penuh sukacita sebab suasana desa ikut menjadi ramai.

Selain itu, ada harapan, dengan beroperasinya tol itu, jalan desa yang rusak oleh kendaraan besar proyek bisa segera diperbaiki.

Namun, sudah setahun sejak Tol Cipali diresmikan belum ada tanda-tanda jalan itu dikembalikan seperti semula.

Padahal, lanjut Rohata, selama pembangunan tol, masyarakat di daerahnya sudah banyak berkorban untuk mendukung kelancaran megaproyek Trans-Jawa itu.

Soal pembebasan lahan, misalnya, warga menerima dan nyaris tanpa gejolak.

Lalu, debu yang bertebaran hingga permukiman, imbas lalu lalang truk-truk pengangkut material jalan tol, warga juga memakluminya. "Tetapi, akses jalan desa yang kami miliki menjadi luar biasa jelek," ujar Rohata.

Halaman
123
Sumber: KOMPAS
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan