Rabu, 3 September 2025

Cerita Tentang Waluyo, Tukang Becak yang Jadi Korban Tabrak Lari, Meninggal, Lalu Hidup Lagi

Kepulangan Waluyo (62), tentu saja membahagiakan bagi keluarganya. Namun di sisi lain mereka juga sempat syok,

Penulis: Khaerur Reza
Editor: Sugiyarto
Tribun Jogja/ Khaerur Reza
Waluyo (berkaos jingga) yang sudah dianggap meninggal oleh warga sekitar bahkan sudah dimakamkan di kampung halamannya yang ada di Suren Kulon, Canden, Jetis, ternyata pulang ke rumah dalam keadaan sehat. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kepulangan Waluyo (62), tentu saja membahagiakan bagi keluarganya. Namun di sisi lain mereka juga sempat syok.

Hal itu karena pria tersebut sudah meninggal dan dikuburkan pada Mei 2015 lalu di Canden, Jetis, Bantul.

Sang anak, Anti Ristanti (32), saat ditemui di rumahnya di Suryoputran, Keraton, Yogyakarta, Selasa (2/8/2016), menceritakan awalnya ayahnya pergi sejak awal Januari 2015 guna mencari nafkah dengan menjadi pengemudi becak di seputar Yogyakarta.

Namun ayahnya disebutnya tidak pernah pulang ke rumah.

Hal tersebut awalnya tidak mengkhawatirkan dirinya dan keluarga, karena sebelumnya sang ayah pernah melakukan hal serupa yaitu tidak pulang hampir selama 9 bulan.

Jelang bulan Mei 2015, dia yang hendak melangsungkan pernikahan kemudian sempat mencari ayahnya di beberapa pangkalan becak di wilayah Yogyakarta, namun tidak menemukannya.

"Ya jadinya saya pasrah dan cuma doa sambil nunggu saja," ceritanya.

Namun beberapa saat kemudian dia mendengar ada seorang gelandangan yang menjadi korban tabrak lari di Wonosari Gunungkidul.

Dia kemudian mengecek ke sana dan meyakini bahwa itu ayahnya.

Banyak kemiripan yang ditemukan pada korban seperti raut muka, warna rambut, postur badan hingga baju yang dipakai sama dengan yang dimiliki ayahnya.

"Kita bawa ke RS Sardjito, dirawat selama 6 hari ibu saya mandiin. Saya juga pas bilang mau nikah dia sempat bersuara nggak jelas kayak ngerespon, namun akhirnya dia meninggal," jelasnya.

Sesudah itu dia sekeluarga pun kemudian menguburkan korban tabrak lari tersebut di kampung halaman ayahnya di Bantul.

Anti beserta Ibu dan kakaknya kemudian menjalani hidup seperti biasa tanpa kehadiran sang ayah.

Beragam tradisi Islami seperti mendak juga sudah dilakukan untuk mendoakan ayahnya yang meninggal tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan