Rabu, 3 September 2025

Mahasiswa UGM Ciptakan Tompel, Transmisi Otomatis Pada Sepeda

Alat inovatif ini adalah hasil karya 4 orang mahasiswa UGM yaitu Dhiva Prima Adi, Khoirunnisa Ulya, Dyah Nur Suci serta Ilham.

Penulis: Khaerur Reza
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUN JOGJA/KHAERUR REZA
Automatic Pit Onthel (Tompel) karya empat mahasiswa UGM. Tompel merupakan teknologi transmisi otomatis pada sepeda sehingga akan memudahkan para pengguna sepeda karena tidak perlu repot lagi mengoper gigi saat kontur jalan berubah. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Khaerur Reza

TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Mengikuti tren pesepeda atau goweser yang semakin mewabah di kalangan masyarakat, sejumlah mahasiswa UGM membuat inovasi baru yaitu teknologi transmisi otomatis pada sepeda.

Teknologi yang dinamakan Automatic Pit Onthel (Tompel) tentunya akan memudahkan para pengguna sepeda karena tidak perlu repot lagi mengoper gigi saat kontur jalan berubah.

Alat inovatif ini adalah hasil karya 4 orang mahasiswa UGM yaitu Dhiva Prima Adi, Khoirunnisa Ulya, Dyah Nur Suci serta Ilham.

Dhiva menjelaskan prinsip kerja alat tersebut adalah berdasarkan prinsip grafitasi dimana pendulum yang dipasang akan selalu turun, ketika dikaitkan dengan sproket pemindah gigi akan membuat transmisi otomatis akan menyesuaikan medan yang dilalui.

"Apabila medannya menanjak secara otomatis gigi sepeda berpindah ke gigi yang rendah ringan, sebaliknya jika melewati turunan nantinya alat akan mengubah gigi ke gigi yang berat," jelasnya Jumat (5/8/2016).

Alat tersebut kemudian dirangkaikan ke kabel dari sproket yang dipakai untuk mengubah gigi dan ujung satunya terhubung ke alat.

"Jadi tidak ada lagi kerepotan harus memutar dan memindah gigi," tambahnya.

Diakuinya masih ada beberapa kekurangan dalam alat yang dikembangkan selama sekitar 3 bulab ini seperti bobot yang masih terlalu berat serta biaya yang masih tinggi.

Alat ini sendiri saat ini memiliki bobot sekitar 2,5 kg dengan biaya pembuatan mencapai jutaan rupiah.

"Beberapa komponen memang akan kita ganti dengan yang lebih ringan seperti pegas yang kita coba ganti dengan yang elastis, sementara untuk biaya memang mahal karena kita buatnya satuan dan harus memesan bentuk khusus jadi ketika diproduksi secara masal tentu tidak akan semahal itu," tambahnya.

Dia berharap alat tersebut dapat memberikan keamana dan kenyamanan lebih kepada para pengguna sepeda. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan