Kamis, 2 Oktober 2025

Inspiratif, Kisah Mahasiswa Sederhana dari Boyolali Sukses Magang di Kantor Pusat Twitter

Musim panas 2016, Juni sampai September, adalah kali kedua Tri Ahmad Irfan menginjakkan kaki di Negeri Paman Sam.

Editor: Sugiyarto
Facebook Tri Ahmad Irfan
Tri Ahmad Irfan, mahasiswa UI yang lolos magang di kantor pusat Twitter dua tahun berturut-turut. 

Dari situ jalan mulai terbuka lebar. Irfan tak mau jadi mahasiswa sekadarnya yang cuma kuliah-pulang-kuliah-pulang alias "kupu-kupu".

Ia banyak membaca buku, membuat proyek kolaborasi, hingga akhirnya mendaftar ke Indo2SV.

"Dulu mentor saya (dari Indo2SV), pegawai di Google. Awalnya saya diajarin bagaimana bikin resume yang bisa menarik perhatian perusahaan di sini, bagaimana cara apply magang, bikin cover letter, sampai tips wawancara," Irfan menjelaskan.

Setelah tiga bulan menjalani program mentorship di Indo2SV, Irfan pun memberanikan diri mengajukan proposal lamaran magang di Twitter untuk pertama kalinya.

Kala itu ia juga dibantu dengan surat referensi dari Indo2SV.

Prosesnya cukup panjang. Irfan mulai mendaftar pada November 2014, lalu proses wawancara berlangsung dari Januari hingga Maret 2015.

Dalam satu sesi wawancara via video-conference, kata Irfan, dibutuhkan waktu sekitar 45 menit. Mekanisme wawancaranya pun berbeda dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia.

"Di Twitter semua serba teknis, wawancaranya benar-benar menantang pemecahan masalah pemograman," Irfan menjelaskan.

Setelah semua proses dilalui, Irfan mendapat jawaban diterima magang pada April 2015. Periode magangnya berlangsung tiga bulan, sejak Juni hingga September.

Upaya Keras

Irfan mengatakan perusahaan-perusahaan di Silicon Valley, secara spesifik Twitter, pada dasarnya terbuka dengan siapa saja yang berniat belajar melalui program magang.

Hanya saja, mendatangkan peserta magang dari luar negeri butuh ongkos lebih, seperti tiket pesawat dan tempat tinggal.

Karena itu, persentase anak magang yang kuliah di Amerika Serikat memang lebih banyak.

"Harus ada nilai lebih dari mahasiswa luar Amerika kalau mau terpilih jadi anak magang di Twitter. Kita harus berusaha keras. Kalau soal peluang pasti ada," kata mahasiswa semester tujuh tersebut.

Irfan menggarisbawahi dua pos magang yang peluangnya paling besar untuk mahasiswa dari luar Amerika, yakni programming dan product design.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved