Minggu, 17 Agustus 2025

Gempa di Aceh

Jokowi Utus Teten Masduki ke Aceh

Pasca gempa tektonik berkekuatan 6,5 SR melanda Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, terjadi 10 kali gempa susulan

Editor: Sanusi
SERAMBI INDONESIA/HARI MAHARDHIKA
Petugas melakukan evakuasi korban yang masih tertimbun di pertokoan Pasar Meureudu, Aceh Pidie Jaya, Rabu (7/12/2016). Gempa dengan kekuatan 6,4 Skala Richter menerjang Aceh pada Rabu dini hari, namun menurut informasi BMKG tidak akan mengakibatkan tsunami. SERAMBI INDONESIA/HARI MAHARDHIKA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan agar penanganan korban gempa bumi yang berkekuatan 6,5 Skala Richter di Kabupaten Pidie Jaya, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) diutamakan. Jokowi meminta agar seluruh instansi segera melakukan koordinasi.

Gempa juga kuat dirasakan di Kabupaten Pidie Jaya dan meluas di beberapa wilayah Aceh antaranya, Pidie, Aceh Besar, Sabang, Bireun, Lhokseumawe.

Pasca gempa tektonik berkekuatan 6,5 SR melanda Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, terjadi 10 kali gempa susulan selama setengah jam setelah gempa awal dengan kekuatan paling besar 4,8 SR.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG, Mochammad Riyadi.

"Kami lihat perkembangannya apakah ini bencana skala nasional. Tetapi Pak Presiden sudah perintahkan penanganan korban diutamakan," kata Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (7/12) kemarin.

Teten mengatakan telah mendapatkan perintah langsung dari Presiden Jokowi untuk segera terbang menuju Aceh. Menurut dia, Jokowi meminta segera dilakukan koordinasi setiap instansi dalam penanganan korban bencana.

Koordinasi ini dilakukan untuk memberikan respons cepat pada tahap tanggap darurat, terutama mengindentifikasi korban dan kerusakan infrastruktur.

"Pak Presiden segera minta diberikan respons tanggap darurat," kata Teten.

Pelaksana tugas Gubernur Aceh, Soedarmo, meminta agar Pemerintah Daerah Kabupaten Pidie Jaya menetapkan status tanggap darurat.Dengan penetapan status tanggap darurat itu, lanjut Soedarmo, maka Pemerintah Provinsi Aceh bisa mengeluarkan dana bantuan tambahan untuk menanggulangi bencana gempa.

"Karena ini menimbulkan kepanikan ya, saya pikir sudah banyak korban juga. Saya minta Bupati harus mengkaji tanggap darurat," kata Soedarmo di Kompleks Istana Kepresidenan.

Dengan penetapan status tanggap darurat itu, lanjut Soedarmo, maka Pemerintah Provinsi Aceh bisa mengeluarkan dana bantuan tambahan untuk menanggulangi bencana gempa.

"Prosedurnya begitu, ditetapkan dulu tanggap darurat, nah supaya kita bisa mengeluarkan peraturan gubernur tentang penetapan atau pemberlakuan tanggap darurat," ucapnya.

Soedarmo mengatakan, Pemerintah Provinsi Aceh sejauh ini sudah menginstruksikan semua Kepala Dinas terkait menuju lokasi untuk meninjau dan memberikan bantuan ke korban sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsinya masing-masing.

Prioritas saat ini adalah obat-obatan dan alat berat untuk membantu korban yang terluka tertimpa reruntuhan. "Yang terpenting upaya dari pemerintah daerah yang kita dulukan, kita tidak minta bantuan ke pusat tapi kita mengerahkan segala upaya yang ada di daerah," ucap Soedarmo.

Hingga berita ini diturunkan, Tim SAR gabungan telah menemukan 49 korban tewas dan 26 orang luka berat akibat gempa 6,5 SR yang mengguncang Aceh, Rabu (7/12/2016).

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan