Sabtu, 23 Agustus 2025

Godaan Narkoba di Tahanan Mengerikan`

Pengendalian peredaran gelap narkoba dari balik jeruji rumah tahanan nyatanya bukan sebatas isapan jempol.

"Benda itu kecil (sabu), mudah masuk ke sini (Lapas). Pegawai itu manusia juga, mau uang juga. Rata-rata semualah itu terlibat. Kalau masalah nyabu, asal jangan ketangkapan di depan mata, gak jadi masalah. Mereka tahu sabu itu ada di sini," sambungnya.

Narapidana yang dibekuk petugas BNN Februari 2015 silam mengaku menyesali seluruh perbuatannya.

Ditangkap dengan barang bukti tak seberapa, lalu dihukum bertahun-tahun membuatnya kehilangan segalanya. Mulai dari aset, istri, rekan dan sahabat. "Semuanya hilang gara-gara narkoba," tuturnya.

Susah Dikendalikan

Sebelumnya, Kepala Divisi Pemasyarakatan, Kanwil Hukum dan HAM Kaltim, Agus Toyib kepada Tribun mengatakan, banyak potensi yang dapat menyebabkan ponsel maupun barang lainnya masuk ke dalam tahanan.

Mulai pengunjung yang datang menjenguk, keluarga maupun teman warga binaan dapat saja menjadi salah satu penyebab masuknya barang terlarang ke tahanan.

Penyelundupan barang-barang terlarang ke tahanan, terlebih ponsel yang kerap digunakan oleh penghuni rutan maupun lapas, untuk tetap dapat mengendalikan narkoba dari tahanan.

"Potensi yang dapat mengakibatkan masuknya ponsel, narkoba, maupun barang terlarang lainnya sangat banyak. Dalam pertemuan tertentu, seperti kunjungan sosial, bisanya warga binaan minta langsung kepada salah satu penyelenggara untuk membawa barang yang diminta," tutur Agus Toyib.

Tak hanya itu. Potensi lainnya, yakni lemparan dari luar, tak jarang teman maupun keluarga warga binaan menyelundupkan barang tertentu dengan melempar barang tersebut ke area yang dianggap aman.

Kepala Rutan Klas II A Sempaja Kristyo Nugroho menambahkan, tak dapat dipungkuri terdapat oknum petugas yang turut dalam penyeludupan barang terlarang masuk.

Hal inilah yang paling diantisipasi pihaknya, tentang keterlibatan petugas. Selain lemparan dari luar ke dalam, potensi lainnya yakni melalui hewan, barang koperasi, drone, dan bermuara dari pintu masuk utama, tempat orang keluar masuk.

"Selama ini memang petugas kami tidak dapat melakukan pemeriksaan secara detail, karena hanya terdapat dua petugas di pintu utama yang melakukan pemeriksaan, belum selesai periksa barang bawaan dan badan pengunjung, sudah ada yang ngetok lagi pintu utama, ini memakan waktu cukup lama, pengunjung bisa komplain," urainya.

Kepala Rutan Klas II B Balikpapan Ismail pun membenarkan penggunaan alat komunikasi di dalam Lapas kerap terjadi. Bahkan belakangan ini saat ia melakukan inspeksi mendadak beberapa narapidana terlihat menggunakan ponsel.

"Pernah malam saya kontrol sekitar jam 2, ada kedapatan penghuni pakai ponsel. Dia langsung mohon, terus bilang maaf saya khilaf. Ponsel langsung saya sita terus serahkan ke KPR," ujarnya
Dari pengakuan beberapa penghuni barang tersebut diperoleh dari keluarga yang membesuk mereka. "Kebanyakan dibawa keluarga dari luar, disimpan dalam nasi," tuturnya.

Tak ada alasan ponsel masih bebas dan berkeliaran di rumah tahanan. Pasalnya Rutan Klas II Balikpapan menyediakan fasilitas Wartel Khusus bagi para tahanan.

"Kita tak segan merazia telepon, orang di sini sudah ada wartelsus kok, untuk apa mereka pegang itu barang," ungkapnya. (bie/top)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan