Kamis, 9 Oktober 2025

Cerita Korban Banjir di Tenda Pengungsian: Kalajengking hingga Ular Pun Masuk Rumah

Tanpa membawa perlengkapan para korban banjir duduk dan beristirahat di dalam tenda yang baru didirikan pada Jumat sore.

Penulis: Dedi Nurdin
Editor: Dewi Agustina
Tribun Jambi/Dedi Nurdin
Sebanyak 33 KK warga Legok, Kecamatan Broni, Kota Jambi mulai mengungsi akibat meluapnya Sungai Batanghari, Jumat (17/3/2017). TRIBUN JAMBI/DEDI NURDIN 

Namun ia sempat kesulitan memperoleh air bersih. Terutama untuk keperluan membuat susu untuk anaknya.

"Kalau sudah banjir seperti ini air bersih susah, karena kendaraan dak bisa keluar. Air dari danau kan keruh dan banyak sampah," katanya.

"Takut juga karena di rumah selama banjir pacet (lintah) banyak. Kalajengking, lipan, tikus berkeliaran semua," ujarnya.

"Takutnya lagi ular, karena selama banjir, ular masuk ke dalam rumah. Lagi tidur aja ular ada di bawah tempat tidur, jadi dak betah. Dari pada berisiko mending ngungsi, untuk kebaikan anak juga," ungkapnya.

M Urip (59) menuturkan hal sama. Meski banjir sudah menjadi hal biasa bagi mereka yang tinggal di sekitaran Danau Pipin.

Tetap saja mengkhawatirkan bagi keluarganya. Terutama hewan berbisa yang masuk ke dalam rumah.

Sebanyak 33 KK warga Legok, Kecamatan Broni, Kota Jambi mulai mengungsi akibat meluapnya Sungai Batanghari, Jumat (17/3/2017). TRIBUN JAMBI/DEDI NURDIN
Sebanyak 33 KK warga Legok, Kecamatan Broni, Kota Jambi mulai mengungsi akibat meluapnya Sungai Batanghari, Jumat (17/3/2017). TRIBUN JAMBI/DEDI NURDIN (Tribun Jambi/Dedi Nurdin)

Belum lagi jika sewaktu-waktu hujan dan air meninggi yang bisa membuat rumah terendam.

"Perahu ada, tapi yang kita takutkan pas malam tiba-tiba air naik. Kalau sudah seperti itu tengah malam kita tidak bisa kemana-mana," katanya.

"Yang kami takutkan kalau air kiriman dari hulu Sungai Batanghari, seperti dari Batanghari, Tebo, Bungo. Pasti air naik kalau disana naik, karena ngalirnya ke sini juga," sambungnya.

Ia berharap banjir yang melanda kali ini tak sampai seperti pada tahun 2004 lalu yang mengakibatkan rumahnya tenggelam.

"Barang-barang masih di dalam rumah, sewaktu tahu air mulai naik dibuat panggung dalam rumah. Tapi tetap saja khawatir, semoga saja cepat surut," harapnya.

Terpisah, Benny Syafri, Koordinator Tagana Kota Jambi mengatakan, saat ini baru satu posko yang aktif khusus di wilayah Danau Sipin, Kelurahan Legok.

Kebanyakan warga Legok masih memilih bertahan di rumah masing-masing sambil menunggu air kembali surut.

"Hampir semua sudah terdampak banjir, terutama di Legok ini. Tapi yang mau diungsikan baru 33 KK. Yang lain masih memilih bertahan di rumah," katanya.

Di posko tersebut kata Benny pihaknya sudah menyiagakan 18 anggota. Selain melakukan patroli, juga menyiapkan keperluan bagi para pengungsi dari Legok.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved