Jumat, 31 Oktober 2025

Ingat Nenek Berusia 125 Tahun di Bantul yang Hidup Sebatang Kara? Ini Kondisinya Sekarang

Setro Dimoyo alias Mbah Sendrong kini bisa tiduran lebih nyaman di Balai Pelayanan Sosial Tresna Wreda (BPSTW) Yogyakarta.

Editor: Sugiyarto
tribunjogja/hening wasisto
Sehari-harinya Mbah Sendrong, yang berusia 125 tahun, menghabiskan sisa usianya dengan tiduran di tempat tidur bambu reyotnya, di kediamannya, Salakan Rt 02 Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Sabtu (19/3/2017). 

Mbah Sendrong ketika di rumah bambunya dirawat Linggaryati, perempuan berusia 56 tahun.

"Sejak kepergian suaminya, hidup simbah jauh dari kata cukup. Rasa lapar dan dahaga selalu ia rasa. Duit tak ada, terus mau makan apa?" ucap Linggar.

Melihat kondisi Mbah Sendrong yang sedemikian pilunya, Linggar pun tak tega. Setiap hari, Linggar dan kedua putranya merawat dan mencukupi kebutuhan sehari-hari Mbah Sendrong.

"Tiap pagi saya belikan bubur panas dan banyak kuah. Simbah seneng banget sama makanan berkuah dan panas. Siang saya kasih nasi dan lauk pauk yang berkuah dan teh panas. Malam saya sediakan ketela rebus karena simbah seneng banget," urai Linggar.

Tak hanya kebutuhan sehari-hari saja yang Linggar dan keluarganya berikan, dalam hal kebersihan pun tak luput dari perhatian Linggar.

Mbah Sendrong hanya satu di antara ribuan orang di DIY yang hidupnya memprihatinkan. Menurut Kepala Seksi Perlindungan dan Jaminan Sosial BPSTW Yogyakarta, Gatot Yulianto, penyandang masalah sosial di DIY ini sekitar 4.300 orang.

BPSTW Yogyakarta menampung semua lansia yang tidak mempunyai keluarga. Tetapi daya tampung BPSTW masih terbatas.

BPSTY Yogyakarta yang berada di Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul tersebut hanya mampu menampung 88 orang saja. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved