Sabtu, 6 September 2025

Rutin Datangi Pengajian dengan Segala Keterbatasan, Mbok Nah Bahkan tak Tahu Fotonya Viral

Tidak lama kemudian sang ibu, Marsinah (50), tiba di rumahnya yang terletak di Dusun Brojolepo 01, Desa Sukorejo, Kecamatan Candimulyo.

Editor: Wahid Nurdin
Kompas.com/Ika Fitriana
Marsinah atau Mbok Nah (kanan) dan Oki anak bungsunya penyandang disabilitas ditemui di rumahnya Dusun Brojolepo, Desa Surojoyo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Kamis (20/4/2017).() 

"Sejak itu Oki gampang sakit, rewel terus. Sudah saya bawa ke dokter, ke mana-mana, tapi tidak ada hasil. Bahkan lebih parah. Kakinya Oki tidak bisa digerakkan sendiri. Kalau kata dokter ada kelainan pada tulangnya," ujar Mbok Nah.

Sejak itu, Mbok Nah biasa menggendong Oki saat bepergian, terutama saat hendak menghadiri pengajian-pengajian di lain desa atau kecamatan bahkan luar kota.

Dalam sebulan, dia bisa 3 sampai 5 kali mendatangi majelis-majelis pengajian agama Islam ke luar desanya.

Saking rajinnya, ustaz pengisi pengajian hafal dan kerap merindukan Oki jika tidak hadir.

"Kalau pas saya datang sendirin Pak Kiai suka nanyain Oki. Sampai orang gila di pinggir jalan saja hafal sama saya dan Oki, kalau saya nggak datang dia (orang gila) suka nanya kok saya kemarin nggak datang kenapa, ha-ha-ha," kata Mbok Nah tertawa sambil menatap Oki.

Bagi Mbok Nah, menghadiri pengajian adalah kegiatan yang menyenangkan meski harus bersusah-payah.

Ia sejenak meninggalkan pekerjaannya mencari nafkah untuk menimba ilmu agama sebanyak mungkin.

Ia juga senang bisa bertemu dengan orang-orang baru dari berbagai daerah, yang sama-sama menghadiri pengajian tersebut. Setiap naik angkot, Mbok Nah menghabiskan ongkos antara Rp 10.000 - Rp 20.000 pulang pergi.

Meski fotonya viral di media sosial, Mbok Nah sama sekali tidak mengetahuinya.

Ia tidak tahu bahwa ternyata ada orang yang memotretnya di jalan lalu diunggah di media sosial.

"Wah, saya tidak tahu (fotonya di Facebook). Kalau mau pengajian saya memang suka ajak dia, saya gendong karena dia kan tidak bisa jalan. Ta' gendong sampai pertigaan (pangkalan angkot) lalu naik angkot," ungkap Mbok Nah.

Ingin sekolah

Dahulu, kata Mbok Nah, dirinya kerap menggendong Oki ke mana pun pergi. Tapi seiring bertambahnya usia, badan Oki semakin berat. Tubuh Mbok Nah juga semakin lansia.

Sebetulnya, Oki memiliki kursi roda bantuan dari seorang dermawan. Hanya saja, kursi itu sudah rusak dan Oki tidak mau menggunakannya meski sudah diperbaikinya.

"Ada kursi roda tapi sudah rusak. Saya pernah memperbaikianya, roda dan tempat duduknya diganti kayu habis Rp 175.000, mahal sekali. Sekarang Oki malah nggak mau pakai karena takut jatuh," paparnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan