Sabtu, 20 September 2025

Mapolda Sumut Diserang Teroris

Penguburan Jenazah Penyerang Teror di Polda Sumut Berlangsung Cepat

Jenazah Ardial Ramadhana, penyerang petugas jaga di Polda Sumut, dimakamkan satu liang dengan kakek, nenek, dan abangnya.

Penulis: Array Anarcho
Editor: Y Gustaman
Tribun Medan/Mustaqim Indra Jaya
Kapolda Sumut Irjen Rycko Amelza Dahniel dan jajarannya mengunjungi rumah terduga teroris peneror Polda Sumut di Gang Kecil, Lingkungan VIII, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Minggu (25/6/2017). TRIBUN MEDAN/MUSTAQIM INDRA JAYA 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus 

TRIBUNNEWS.COM, MEDANJenazah Ardial Ramadhana, penyerang petugas jaga di Polda Sumut, dimakamkan satu liang dengan kakek, nenek, dan abangnya. Permakaman Ardial berlangsung cepat dan dihadiri dekitar 15 orang kerabatnya.

Keluarga memakamkam jenazah Ardial di pekuburan Muslim di Jalan Kemiri, Kecamatan Medan Kota, Rabu (28/6/2017) sekitar pukul 12.00 WIB. 

Em, penggali kubur di pemakaman Kemiri mengatakan, jenazah Ardial dikuburkan oleh kerabatnya di bawah kawalan petugas kepolisian.

"Prosesnya cepat," kata Em kepada Tribun Medan sambil menambahkan kakek Ardial adalah warga Kemiri.

Ardial yang menebar teror di Mapolda Sumut mengejutkan Budi, anggota jemaah sebuah masjid di Medan.

Budi mengenal Ardial yang berjualan jus di dekat masjid. Ia kerap bertemu Ardial saat salat Jumat. Pertemuan terakhir Budi dan Ardial sekitar sebulan sebelum Ramadan.

Pada pertemuan-pertemuan itu, Ardial dan Budi sering terlibat obrolan ringan. "Ardi suka menyapa saya. Bahkan dia kerap menanyakan kabar anak saya dan istri saya," kata dia.

Budi tidak menyangka di balik sikap ramah Ardial memiliki paham berbeda dari kebanyakan umat Muslim.

"Di balik sikapnya yang ramah, ternyata Ardial menganut paham radikal," Budi menambahkan.

Tetangga Ardial juga terkejut. Selama ini, Ardial dan orangtuanya tinggal di rumah kontrakan di Gang Dahlia, Dusun V, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Tembung, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. Warga tak mengenalnya karena Ardial jarang bersosialisasi.

"Kalau pulang, selalu malam. Saya sendiri kurang begitu mengenal sosoknya seperti apa," kata Mega (43), penghuni rumah di depan rumah Ardial.

Wanita berambut pendek ini mengatakan, biasanya pagi-pagi Ardial sudah pamit berangkat kerja ke orangtuanya.

"Kalau pagi cuma lihat gitu aja, dia pamit sama mamaknya, lalu pergi," katanya. Mega menambahkan, sepengetahuannya, Ardial bekerja sebagai pedagang.

Sesekali, Mega dan Ardial berpapasan di depan rumah. Namun, keduanya hanya sebatas melempar senyum.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan