Rombongan Kemenag Pasuruan Rinsek Ditabrak Kereta Api di Perlintasan Tanpa Palang
kecelakaan yang melibatkan mobil dengan Kereta Api (KA) karena minimnya tanda atau rambu bahaya yang terpasang.
Editor:
Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Hingga Kamis malam (21/9/2017), polisi masih menyelidiki penyebab kecelakaan maut yang membuat mobil rombongan PNS Kemenag dan dua pengurus Muhammadiyah Kota Pasuruan ringsek.
Dugaan kuat, kecelakaan yang melibatkan mobil dengan Kereta Api (KA) karena minimnya tanda atau rambu bahaya yang terpasang.
Kanit Laka Lantas Polres Pasuruan Kota Ipda Heri Purnomo mengatakan, dalam pemeriksaan, pihaknya belum bisa memastikan.
Namun, indikasi kuat karena minimnya rambu lalu lintas yang menandakan ada kereta hendak melintas.
"Para korban belum bisa kami mintai keterangan. Berdasarkan kesaksian masyarakat, kecelakaan ini murni karena rombongan tidak mengetahui adanya kereta yang hendak melintas," katanya kepada. Surya.
Dikatakan dia, perlintasan KA tanpa palang pintu itu memang sangat membahayakan.
Sebab, jika ada kereta yang hendak melintas tidak ada tanda. Jadi, kemungkinan besar terjadi kecelakaan lalu lintas cukup tinggi.
"Kami juga susah kalau tidak ada palang pintunya. Mau mengatur ya bagaimana, toh banyak perlintasan yang tidak ada palang pintunya," ungkapnya.
Menurut dia, pihaknya sudah beberapa kali koordinasi dengan pihak KAI. Ia mengusulkan untuk menyediakan palang pintu di setiap perlintasan KA.
Kata dia, jika ini dibiarkan akan ada banyak kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan.
"Tapi belum mendapatkan respon yang baik. Padahal, sudah saya ajukan minimal meski tidak ada palang pintu, ada lampu aja sudah cukup," tambah dia.
Dikatakannya, dalam sebulan terakhir, sudah ada dua kejadian laka lantas yang melibatkan kereta api.
Yang pertama, kemarin ada kejadian orang yang ditabrak karena tidak mendengar ada KA hendak melintas.
"Yang kedua ya ini tadi. Semoga sudah tidak ada lagi kejadian ini terulang ke depannya," jelasnya.
Perlintasan kereta api tak berpalang pintu di Dusun Sumursawah, Desa Sedarum, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, (21/9/2017), hampir lima tahun tidak terpasang rambu peringatan.
Rambu berupa sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) tersebut sempat terpasang namun rusak akibat cuaca.
Muzamil (52), warga Nguling yang sehari-hari bekerja sebagai tukang pasang gigi palsu di sekitar perlintasan maut itu mengatakan, sudah lama di tempat ini tidak terpasang rambu.
Rambu peringatan yang masih terpasang sekitar lima tahun silam itu, dikatakan berupa sirene hingga lampu peringatan sebagaimana pada sistem peringatan dini kereta api.
“Saya ingat waktu itu, sirene tiba-tiba bunyi, kayak konslet. Padahal tidak ada kereta. Terus tahu-tahunya sirene sudah terbongkar dan sampai sekarang tidak dipasang baru,” tambah Muzamil.
Selain sirene rusak, lampu rambu peringatan berwarna kuning dan merah di perlintasan ini justru terlebih dahulu tidak berfungsi.
Rusaknya lampu peringatan itu oleh Muzamil diperkirakan karena terkena paparan panas dan hujan.
Oleh Muzamil, peristiwa mobil Toyota Rush dihantam kereta tersebut, sepertinya benar-benar menjadi malapetaka.
Pasalnya, di perlintasan tanpa palang pintu ini, biasanya berjaga dua orang saling bergantian.
“Ini saya kurang tahu juga, tidak ada penjaga perlintasan. Ada kok, dua orang gantian jaga,” tambahnya