Kisah Asmara Pernikahan Sejenis yang Kandas, Syarifah Diguna-gunai?
Rahmat berjanji akan menggelar pesta pernikahan besar-besaran setelah proses administrasinya lengkap.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Tawaran kredit uang panaik dari Rahmat pun dia terima.
Rahmat menyetujui uang panaik Rp Rp 30 juta, tapi hanya dibayar Rp 17 juta dulu, selebihnya dicicil.
Kabarnya, uang panaik Rp 17 juta tersebut sebenarnya adalah uang Syarifah, bukan murni dari Rahmat.
Jadi ceritanya, Syarifah menjual sepeda motornya seharga Rp 17,5 juta, lalu uang hasil penjualan dipinjamkan ke calon suaminya agar prosesi pernikahan bisa berjalan.
Saat itu, Rahmat mengaku tak punya uang.
Syamsudar dan Amri pun sepakat, termasuk ketika Rahmat menawarkan nikah siri saja dulu.
Meski sudah ada yang curiga pada suara lembut Rahmat saat ijab kabul, tapi proses terus berlanjut.
Dan pesta pernikahan itu pun berlangsung mewah untuk ukuran warga di Erelebu.
Pakaian dan aksesoris penganting ditambah pelaminan Jepara senilai Rp 8-10 juta.
Malam Pertama Direnggut dengan Alat Kelamin Palsu
Syarifah resmi jadi istri Rahmat.
Malam pertama pun tiba.
Meski baru bertemu fisik, Syarifah merasa sudah dekat dengan Rahmat.
Sudah 2 tahun dia menunggu dan akrab dengan mantan kekasihnya itu.
Maka, malam pertama pun tunai.
Syarifah serahkan segalanya.
Tapi, Syarifah pun mulai curiga pada segalanya.
"Saat itu antara percaya dan tidak karena punyanya mirip milik laki dan tetap jalaninya (berhubungan intim). Dan besok pagi baru kami kaget karena kelihatan itu alat yang dipakainya," kata Syarifah.
Rasa penasaran Syarifah terbawa dalam tidur singkat malam pertama.
Pagi, rumah mempelai wanita pun heboh.
Rahmat bangun pagi tanpa rasa curiga.
Semuanya berantakan saat Syamsudar tak sengaja masuk kamar pengantin, pagi itu.
Syamsudar iseng menyambangi anaknya saat Rahmat ke kamar mandi.
Pandangan Syamsudar tak sengaja mengarah ke pakaian dalam Rahmat.
“Apa itu? Kenapa ada begitu?” tanya Syamsudar melihat “kelamin” Rahmat nempel di celana dalamnya.
Syarifah lalu menceritakan kecurigaannya semalam saat dia serahkan segalanya pada Rahmat.
Belum tuntas cerita Syarifah, Kepala Dusun Erelebu tiba.
Kepala dusun datang untuk menanyakan sebidang tanah yang jadi mahar Syarifah.
Tapi, bukan penjelasan tanah yang dia terima. Syarifah dan Syamsudar justeru curhat soal “keanehan” Rahmat.
Mereka bertiga kemudian menginterogasi Rahmat.
Setelah memastikan Rahmat adalah Rahmayani, kepala dusun dan kerabat Syamsudar membawanya ke Kantor Polsek Bontotiro.
Alasan keamanan, Rahmat diserahkan ke Polsek Bontobahari.
Tapi, Rahmat berhasil lolos dan meninggalkan Bontobahari setelah dari kantor polisi.
"Sekarang ini kami sudah tangani, Syarifah mengaku ditipu oleh Rahmat Yani, kedua dia memalsukan identitas KTP di Makassar, ketiga menipu orang-orang di sini," kata Kapolsek Bontobahari, Umar Siatta, kemarin.(*)