Ini 4 Fakta Siswi SMP Telan Jarum Pentul, Kronologi Sampai Wujud Jarum yang Berkarat
Pada akhir bulan lalu, masyarakat dikejutkan dengan adanya kabar seorang siswa sekolah menengah pertama (SMP) yang tidak sengaja menelan jarum pentul.
Editor:
Ferdinand Waskita
Tim dokter RSHS Bandung sempat memastikan akan melakukan tindakan operasi untuk Anisa pada Kamis (5/10/2017).
Namun, ketua tim dokter RSHS, Agung Dinasti Permana menjelaskan bahwa setelah melakukan beberapa kali observasi, pihaknya masih membutuhkan persiapan yang optimal untuk melakukan tindakan tersebut.
"Kita masih butuh beberapa persiapan untuk melakukan operasi pengangkatan jarum pentul pada tubuh pasien. Setelah melihat hasil observasi, jadi kemungkinan operasi akan dilaksanakan pada hari Kamis," ujar Agung Dinasti Permana kepada Wartawan di RSHS, Selasa (3/10/2017) dilansir dari Tribun Jabar.
Dikatakan, tindakan operasi akan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan alat bronkoskopi yang dimasukan melalui mulut.
Apabila gagal, akan dilakukan dengan cara torakotomi atau dibedah.
Berdasarkan hasil observasi terakhir saat itu, posisi jarum berada di percabangan bronchus pertama sebelah kiri dengan posisi jarum melintang.
Sehingga untuk melakukan pengambilan jarum pentul menggunakan bronskoskopi akan sedikit kesulitan karena bisa mencederai salauran pernapasan pasien.
Untuk, itu dikatakan Agung, untuk melakukan pengangkatan jarum tersebut membutuhan persiapan yang optimal.
Akhirnya, tim dokter pun memutuskan untuk mengambil tindakan dengan alat bronkoskopi dan ekstraktor.
Agung kembali menjelaskan bahwa tindakan ini adalah tindakan visualisasi trakea dan bronkus untuk mengambil jarum pada bronkus pasien dengan menggunakan narkose atau bius umum.
"Kami memutuskan untuk pasien Anisa, tim dokter akan melakukan pengangkatan jarum pentul mengunakan alat bronskoskopi yang dimasukan melalui mulut," ujar Agung Dinasti Permana kepada wartawan di RSHS Bandung, Selasa (3/10/2017).
Menurutnya, saat ini kondisi pasien secara umum stabil dan dinyatakan siap untuk melakukan tindakan operasi.
Untuk operasi menggunakan alat bronskoskopi tersebut lanjut Agung, tingkat keberhasilannya mencapai sekitar 80 persen hingga 90 persen, namun masih memiliki banyak risiko.
Satu risiko itu, kata Agung, jika jarum pentulnya tidak terangkat akan ada upaya alternatif dengan melakukan bedah thorax.
"Sebagai salah satu syarat operasi harus tersedia ruang ICU untuk pelayanan pasca operaasi, sehingga keselamatan pasien tetap terjaga," katanya.