Kamis, 18 September 2025

Penyanderaan di Papua

Kisah Slamet Dikejar Pelaku Penyanderaan hingga Sembunyi di Tempat Pembuangan Kotoran

Slamet sempat dikejar oleh seorang pelaku yang membawa laras panjang. Dia lari ke sungai, kemudian sembunyi di pembuangan kotoran manusia.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Tim penjemput dari Pemkab Demak bertemu warga korban penyanderaan di musala Posko Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu (KKJB) Mimika, Papua, Senin (20/11/2017). Sesuai rencana, ke-38 warga asal Demak dan Rembang itu akan dipulangkan ke Jawa Tengah, Rabu (22/11/2017). 

Tak Mau Pulang
Sebanyak 43 warga yang pulang Rabu malam biayanya ditanggung Pemerintah Kabupaten Demak.

Sedangkan biaya bus, tes kesehatan, dan juga ruang VVIP Bandara Ahmad Yani, semuanya ditanggung Pemerintah Provinsi Jateng.

"Kami ditugaskan menjemput warga kami yang ada di Mimika, Papua. Sebenarnya ada satu warga yang juga akan pulang, namun ia menolak. Orang itu bernama Kusdianto warga Kedondong, Demak Kota, Kabupaten Demak," jelas Eko.

Pria yang akrab disapa Kokok ini juga menambahkan secara fisik 43 warga Jateng ini dalam kondisi baik. Namun secara psikologis, butuh waktu untuk menanangkan diri.

"Mereka ini kan kerja secara perorangan. Mereka menyewa lahan seharga Rp 10 juta per bulan. Hasilnya paling sedikir Rp 15 juta per bulan. Mereka bisa hidup berkecukupan dari hasil di Papua itu," kata Kokok, didampingi oleh Kepala Kesbangpol Demak, Agus Herawan.

Pasukan TNI yang mengamankan tiga desa di Mimika yang warganya sempat jadi korban penyanderaan kelompok kriminal bersenjata.
Pasukan TNI yang mengamankan tiga desa di Mimika yang warganya sempat jadi korban penyanderaan kelompok kriminal bersenjata. (youtube)

Perasaan lega disampaikan Kepala Kesbangpol Pemprov Jateng, Achamad Rofai.

"Kami mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu mengevakuasi warga kami ini," katanya.

Sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing, warga dicek kesehatan lebih dulu di ruang VVIP Bandara A Yani, Semarang.

Kepala Disnakertrans Jateng, Wika Bintang, menyebut warga bisa mengikuti berbagai pelatihan agar mereka memiliki ketrampilan.

"Apabila mereka tetap memilih kembali ke Papua menjadi buruh tambang, kami tidak akan melarang," jelasnya. (tribunjateng/hei/rtp)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan