Menelusuri Candi Simping di Blitar yang Selalu Ramai Dikunjungi Pejabat Jelang Pilkada
Candi Simping merupakan tempat pendharmaan Raden Wijaya, raja pertama sekaligus pendiri dinasti Kerajaan Majapahit.
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR – Tak berlebihan bila Blitar mendapat julukan Bumi Seribu Candi.
Sejumlah bangunan candi mulai peninggalan Kerajaan Kadiri, Kerajaan Singasari, hingga Kerajaan Majapahit tersebar di wilayah Blitar.
Salah satunya, Candi Simping yang berada di Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar ini.
Di kalangan masyarakat, nama Candi Simping memang tidak sepopuler Candi Penataran yang berada di wilayah utara Kabupaten Blitar atau tepatnya di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok.
Tetapi Candi Simping menyimpan nilai sejarah tinggi di era Kerajaan Majapahit.
Menurut Kitab Negarakertagama, Candi Simping merupakan tempat pendharmaan Raden Wijaya, raja pertama sekaligus pendiri dinasti Kerajaan Majapahit.
Di tempat itu, abu raja yang bergelar Sri Kertarajasa Jayawardana disemayamkan.
Baca: Jokowi, Jusuf Kalla dan Menteri Lukman Hakim Paling Rajin Lapor Gratifikasi
Lokasi Candi Simping sekitar 12 kilometer ke arah selatan dari Kota Blitar atau berada satu jalur menuju wisata Pantai Tambakrejo.
Jalur menuju Candi Simping sudah aspal dan lebar bisa dilalui bus.
Tetapi jangan kaget begitu sampai di lokasi pengunjung tidak akan menjumpai bangunan candi yang utuh lagi.
Sejak ditemukan pada 1890 bangunan candi sudah dalam kondisi rusak. Bangunan candi yang yang masih utuh tinggal pondasinya saja.
Sisa-sisa reruntuhan bangunan candi ditata rapi menumpuk di sekeliling pondasi. Satu pohon buah Maja berdiri di pintu masuk areal candi.
Baca: Marsekal Hadi Tawarkan Kapolri Diplomasi Kopi di Atas KRI Bima Suci atau Pesawat Hercules VVIP
"Candi ini dibangun sekitar abad 12, luas bangunannya sekitar 12 meter x 8,5 meter. Bahan bangunan candi dari bata merah dan batu andesit. Candi ini sebagai tempat bersemayamnya abu Raden Wijaya. Saat ditemukan kondisinya sudah rusak," kata Susilo (51), juru pelihara Candi Simping, pekan lalu.
Pengunjung Candi Simping memang tidak seramai Candi Penataran. Tapi tiap hari selalu ada orang yang datang ke candi.
Rata-rata tiap bulan, jumlah pengunjung di candi sekitar 300 orang sampai 500 orang. Kebanyakan, para pengunjung merupakan pelajar dan mahasiswa yang ingin studi sejarah.
"Sisanya pengunjung luar kota yang ingin nyekar di candi," ujar bapak dua anak itu.
Susilo menjadi juru pelihara candi sejak 1987.
Sekarang dia sudah diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan.
Sejak kali pertama menjaga candi hingga sekarang, kondisi areal candi tidak berubah.
Menurutnya, belakangan ini, Pemkab Blitar mulai mengembangkan Candi Simping untuk wisata sejarah.
Beberapa kali, Pemkab menggelar acara di areal Candi Simping.
Terakhir, Pemkab menggelar acara penyambutan peserta Kirab Pemuda Nusantara I di areal Candi Simping.
Baca: Kabur dari Rumah, Perempuan 15 Tahun Dipekerjakan Jadi Pemandu Lagu Layanan Kopi Pangku
Pemkab juga baru membeli lahan kosong di muka candi yang rencananya dibangun pendapa.
"Rencana mau dibangun pendapa di depan candi. Buat istirahat pengunjung," kata Susilo.
Koordinator BPCB Trowulan wilayah Blitar Raya, Bondan Siswanto mengatakan ada lebih 34 situs yang ditemukan di wilayah Blitar.
Sejumlah situs itu berupa candi, prasasti, arca, dan tempat upacara. Paling banyak yang ditemukan memang bangunan candi.
Sejumlah situs itu merupakan peninggalan mulai Kerajaan Kediri, Kerajaan Singasari, dan Kerajaan Majapahit.
"Fungsi kami hanya menjaga situs-situs peninggalan purbakala itu. Untuk pengembangan wisata menjadi wewenang pemerintah daerah. Pemkab Blitar memang punya rencana mengembangan situs-situs purbakala itu menjadi wisata sejarah," kata Bondan.
Kaur Pemerintahan Desa Sumberjati, Muh Ihsan mengatakan Candi Simping memang tidak seramai Candi Penataran.
Baca: Lebih Separuh Anggota Fraksi Tolak Aziz Syamsuddin, Orang Dekat Setnov itu Batal Jadi Ketua DPR
Tetapi menurutnya, bagi kalangan tertentu tertentu, khususnya pejabat, candi ini menjadi tempat yang sakral untuk ritual.
Banyak pejabat yang datang untuk ziarah ke candi.
Apalagi menjelang tahun politik, biasanya Candi Simping ramai dikunjungi para pejabat untuk ngalap berkah.
"Seperti saat ini, memasuki tahun politik, biasanya ramai pejabat yang berkunjung ke Candi Simping," katanya.
Dia bercerita, ada beberapa pejabat yang ziarah ke candi saat mempunyai hajat politik. Biasanya, hajat mereka terwujud.
Tetapi, ketika sudah jadi pemimpin mereka keluar jalur dan tidak amanah, mereka akan terjatuh. Hal semacam itu menjadi kepercayaan tidak tertulis masyarakat sekitar.
"Sudah banyak contohnya, tapi tak perlu saya sebutkan orangnya," tegas Ihsan. (Surya/Samsul Hadi)