Sabtu, 20 September 2025

Gerhana Bulan

Para Pemburu Bulan Kecewa Gerhana Bulan Fenomenal Sama Sekali Tak Terlihat di Bali

Di antara khusuk malam itu, terlihat juga sejumlah warga yang khusus datang ke pantai ini untuk melihat penampakan gerhana.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/I Putu Supartika
Sejumlah umat Hindu melakukan persembahyangan di Pura Campuhan Windhu Segara, Padang Galak, Kesiman, Denpasar. Pada Rabu (31/1/2018) bertepatan dengan Purnama ke Ulu dan juga fenomena gerhana bulan merah, namun karena mendung penampakan bulan tidak terlihat. TRIBUN BALI/I PUTU SUPARTIKA 

Namun sayang, mendung begitu tebal menggelayut di arah timur. Bulan pun tak tampak walau hanya seujung kuku.

"Tadi saya lihat berita, di Makassar sudah mulai gerhananya, jadi saya langsung ke sini. Ekspektasi saya di sini juga sudah mulai," kata Fajar sambil membereskan perlengkapan yang dibawanya.

Ketut Fajar yang asli Klungkung dan tinggal di Tohpati kecewa sesampainya di Pantai Padang Galak.

Bukan gerhana yang ia temui, mendung yang tebal di langit yang dilihatnya.

Baca: Suara Presiden Meninggi: Kalau Dapat Stan Dekat Kamar Kecil Nggak Usah Ikut Pameran

Bukan hanya Fajar saja yang kecewa, puluhan fotographer lainnya juga kecewa.

Menurut Fajar, sebelumnya 15-an mobil terparkir di sana, dan lebih dari tiga puluhan orang duduk di bibir menanti gerhana.

Lama tidak tampak, satu per satu dari mereka pergi meninggalkan tempat itu.

Warga asal Sanur, Agustama juga kecewa.

Agustama yang habis melakukan persembahyangan di Pura Jagatnatha Denpasar menyempatkan diri ke Pantai Padang Galak dengan harapan bisa melihat gerhana.

Warga menyaksikan Gerhana Bulan Total (Super Blood Moon) melalui teleskop dari Kawasan Planetarium, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (31/1/2018). Planetarium Jakarta menyiapkan 16 teleskop bagi warga yang ingin melihat fenomena langka gerhana bulan total yang terakihir kali terjadi 152 tahun lalu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Warga menyaksikan Gerhana Bulan Total (Super Blood Moon) melalui teleskop dari Kawasan Planetarium, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (31/1/2018). Planetarium Jakarta menyiapkan 16 teleskop bagi warga yang ingin melihat fenomena langka gerhana bulan total yang terakihir kali terjadi 152 tahun lalu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Akan tetapi kenyataan berkata lain. Mendung, angin dan gelombang laut yang cukup kencang yang ia dapati.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar memangamati pergerakan gerhana bulan total atau Super Blue Bloodmoon melalui teropong pemantau gerhana.

Namun untuk di Bali secara keseluruhan masih gelap tertutup awan karena kondisi mendung.

Baca: Tidak Ada Politik Tingkat Dewa Pak Ahok

Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, Muhammad Taufiq mengatakan, secara keseluruhan di Indonesia hanya ada empat tempat yang bisa melihat dan untuk Bali masyarakat tidak bisa melihatnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan