Penantian Panjang Pasutri Agra dan Irin Berakhir, 4 Bayi Kembar Lahir dari Program Bayi Tabung
Rabu, 1 Agustus 2018, pasutri ini bahkan dikaruniai empat bayi kembar sekaligus.
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Penantian panjang selama empat tahun pasangan suami istri, Putu Agra Ricna Sukarmawan (32) dan Luh Gede Irin Pradnyawati (29), menanti anugerah sang buah hati akhirnya terjawab sudah.
Lebih dari itu, tepat pada Rabu, 1 Agustus 2018, pasutri ini bahkan dikaruniai empat bayi kembar sekaligus.
Kebahagiaan tengah menghampiri segenap keluarga besar Agra dan Irin yang tinggal di bilangan Perum Taman Cargo Indah Denpasar Barat.
Kepercayaan mereka terhadap teknologi reproduksi berbantu alias program bayi tabung akhirnya membuahkan hasil.
Tak hanya itu, proses persalinan mereka tergolong menjadi fenomena langka, yakni kehamilan quadruplet alias bayi kembar empat dan kesemuanya berhasil lahir hidup dan stabil hingga saat ini.
Sang ibu yang akrab disapa Irin ini bersyukur atas anugerah dan berkah yang diperolehnya saat ini.
Terlebih, keempat anaknya ini bisa tetap bertahan meski lahir secara prematur pada saat usia masih 7 bulan dalam kandungan.
Dalam kondisi prematur, air ketuban sudah pecah di minggu ke 32 sehingga proses kelahiran harus dilakukan melalui operasi seksio sesatria (sesar).
Sebelumnya, semua perasaan dalam dirinya terasa campur aduk. Ia sempat meragukan dirinya apakah benar-benar sanggup melalui momen penting dalam hidupnya ini.
Baca: Turis Asal Swiss Puas Nikmati Asian Games 2018 Meski Tak Kebagian Tiket Closing Ceremony
Pasalnya, jalan yang ia tempuh ini memang penuh risiko yang kompleks. Ditambah, postur tubuhnya yang kecil sempat membuatnya berkecil hati.
"Namun saya perlahan bangkit dan mulai percaya diri bahwa saya bisa melalui semua ini. Begitu juga anak-anak saya, mereka tetap bertahan hingga saat ini," kenangnya sambil menangis haru saat konferensi pers di Ruang Paseban RSIA Puri Bunda Denpasar, Jumat (31/8/2018).
Keinginan kuat memiliki buah hati mengarahkan mereka untuk memanfaatkan teknologi program bayi tabung.
Hingga pada Januari 2018 lalu, dua sel embrio diinjeksikan ke dalam rahim Irin.
"Pemeriksaan bulan pertama kelihatan ada tiga janin. Namun setelah tiga bulan berikutnya, ada tambah satu lagi. Membelah secara sempurna dan memiliki detak jantung normal," ucapnya dengan rasa hari bercampur was-was.

Ia melanjutkan, program bayi tabung ini ia manfaatkan karena pada hasil pemeriksaan HSG, tim medis menemukan bahwa Irin mengalami gangguan repoduksi yang tidak memungkinkan dia hamil secara alami.
"Sejak awal pernikahan, kami berdua bersama suami terus mencoba secara alami namun nyatanya tidak pernah berhasil," kata perempuan yang berasal dari Banjar Uma Candi, Buduk, Mengwi ini.
Tak terhitung sudah sejumlah persiapan medis mulai dari tahapan konsultasi, pemeriksaan, hingga terapi kesuburan dan juga psikologis mereka lalui demi sang buah hati.
Hingga kemudian, tepat pada awal tahun 2018, Irin mendapat kabar bahwa dirinya positif hamil.
Bahkan yang lebih mengejutkan, tim medis dari RSIA Puri Bunda memastikan bahwa ada terdapat empat kantong kehamilan dalam rahimnya.
"Awalnya yang kelihatan tiga janin, terus pada tiga bulan berikutnya tambah satu lagi. Membelah jadi sempurna dan juga ada detak jantungnya," kisahnya dengan rasa takjub juga khawatir.
Namun, kekhawatiran itu nyatanya tidak terbukti. Irin berhasil melampaui fase-fase krusial itu dan melahirkan keempat buah hatinya dengan sehat dan selamat.
Baca: Seorang Perempuan Ditembak Orang Tak Dikenal di Tol Pasteur Bandung
Keempat bayi lucu ini hingga kini masih dalam perawatan di RS Puri Bunda meski sudah menunjukkan kondisi membaik.
Pemantauan intensif tetap dilakukan sebelum bayi benar-benar dipastikan siap pulang, dirawat di rumah.
"Ini kami masih dalam proses adaptasi bayi sebelum benar-benar pulang. Rencana besok, bayi sudah bisa pulang," terangnya.
Bayi kembar empat ini berjenis kelamin satu laki-laki dan tiga perempuan.
Mereka lahir dengan berat badan masing-masing 1.660 gram, 1.530 gram, 1.470 gram dan 1.200 gram.
Masing-masing bayi mungil ini dinamai sesuai dengan teladan perjuangan ayah dan bundanya.
Anak laki-laki pertama bernama Putu Agartha Delano Rinandra (Agartha). Anak kedua perempuan bernama Made Anaila Zeina Rinandra (Naila).
Anak ketiga perempuan bernama Komang Anaira Isyani Rinandra (Naira). Dan anak paling bungsu perempuan bernama Ketut Anaisya Kamila Rinandra (Naisya).
"Jika nama-nama mereka digabung jadi satu bermakna anugerah Tuhan putra putri yang cantik, kuat dan pemberani," jelasnya.
Kasus Pertama
Sementara, Perwakilan Tim Medis RS Puri Bunda, dr IB Semadi Putra, Sp.OG menuturkan, ini merupakan kali pertama RS Puri Bunda menangani kasus kelahiran quadruplet yang memiliki kerentanan dan risiko tinggi.
Mulai risiko keguguran, lahir prematur, ibu mengalami hipertensi, diabetes dan anemia.
Sementara, risiko pada bayi berupa gangguan pertumbuhan seperti berat badan lahir rendah hingga tingkat kematangan organ bayi.
"Tentu, keberhasilan ini tergantung pada upaya dan kemauan pasien itu sendiri. Namun, ternyata Ibu Irin merupakan sosok yang kuat sehingga proses persalinan ini berjalan lancar dan sehat semuanya (ibu dan anak)," ungkapnya.
Baca: Biasanya Dapat Rp 4 Juta, Jelang Penutupan Asian Games Omset Pedagang di GBK Turun Jadi Rp 1 Juta
Meski tergolong langka, keberhasilan penanganan kehamilan quadruplet ini diakui dia bisa jadi menjadi keberhasilan penanganan kasus pertama di Bali.
"Kami masih belum bisa mengklaim fenomena ini merupakan yang pertama juga di Bali. Tapi sepanjang riset kita, penanganan kasus ini hingga bayi lahir hidup semua bisa jadi yang pertama di Bali. Mungkin bisa saja pernah terjadi, namun tidak dipublish atau hanya hidup salah satunya," ungkapnya kepada awak media.
Dalam penanganan persalinan ini, pihak RSIA Puri Bunda mengerahkan sejumlah tim medis yang terdiri dari 11 dokter spesialis berpengalaman dalam bidang kebidanan dan kandungan.
"Juga didukung oleh kinerja apik dari seluruh pihak, utamanya juga para perawat yang paling intens dalam mengawal proses persalinan ini," akunya.
Adapun anggota tim medis yang berperan dalam keberhasilan kelahiran langka ini terdiri dari 11 dokter spesialis di bawah pimpinan Prof. Dr dir Made Wiryana, Sp. AN (KIC).
Anggota tim itu meliputi dr. IB Upadana Pemaron, Sp.OG, dr. I Wayan Artana Putra, Sp.OG, dr. IB Semadi Putra, Sp.OG, dr. I Wayan Dharma Artana, SpA (K), dr. Made Rini Suari, M. Biomed, SpA (K), dr. AA Ngurah Prayoga, Sp A, dr. Made Sumiartini, Sp A, dr. I Gede Budiarta, Sp An-KMN, dr. IB Krisna Sp. An, M.Kes, dan dr. Novandi Kurniawan, Sp An.
Keterlibatan tim medis tidak berhenti di sini saja. Nantinya, tim medis akan terus memantau perkembangan pertumbuhan bayi meski sudah pulang ke rumah.
Tim RSIA Puri Bunda sudah mengagendakan home care visit secara berkala.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Penantian 4 Tahun Berbuah 4 Bayi Kembar, Luh Gede Irin: Saya Perlahan Bangkit & Bisa Lalui Semua Ini,