Nyawa Muslim Tak Tertolong Sehari Setelah Kakinya Dimangsa Buaya di Sungai Jujuhan
Seorang warga Aurgading, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo yang bernama Muslim (45), meninggal dunia akibat gigitan buaya Sungai Jujuhan.
Editor:
Dewi Agustina
Sejak peristiwa itu, Hamrozi mengatakan banyak warga tidak berani main ke sungai.
Penambangan Emas
Selama enam bulan terakhir, ada tiga kali konflik manusia dan buaya di Kecamatan Jujuhan.
"Ini kejadian ketiga," kata Hamrozi.
Baca: 19 September Kalimantan Utara Buka Pendaftaran CPNS, Formasinya Masih Menunggu Surat Menpan RB
Konflik terakhir memakan nyawa warga Aurgading yang bernama Muslim (45) pada Sabtu (8/9/2018).
Dia mengatakan baik dari yang terlihat atau desas-desus warga buaya ini muncul karena satu sebab.
Hamrozi mengatakan buaya-buaya yang disebut warga buaya katak ini muncul karena adanya penambangan emas tanpa izin (PETI) di hulu Sungai Jujuhan.
Sungai kemudian menjadi keruh, tercemar merkuri. Kondisi itu mengusik habitat buaya di Sungai Jujuhan.
Kepala Seksi Wiayah (SKW) 1 Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Udin, mengatakan pihaknya sudah menurunkan tim.
"Tim kita sudah di TKP dan sedang bertugas menganalisa konflik satwa buaya yang telah terjadi. Laporan lengkap, menyusul," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Buaya Sungai Jujuhan 6 Meter Sambar Muslim, Terjadi Perlawanan Sengit, Kaki Hancur