Kamis, 28 Agustus 2025

Penemuan Tengkorak Manusia Ungkap Kasus Pembunuhan Berencana yang Dilakukan Dua Pelajar

Terkuaknya pembunuhan berencana di Bengkalis yang dilakukan dua anak di bawah umur berawal dari temuan tulang manusia oleh seorang pelajar.

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Penemuan tengkorak dan tulang belulang diduga manusia, Rabu (29/8/2018) di areal perkebunan kelapa sawit milik perusahaan Desa Semunai, Kecamatan Pinggir. 

Laporan Wartawan Tribunbengkalis.com, Muhammad Natsir

TRIBUNNEWS.COM, BENGKALIS - Terkuaknya pembunuhan berencana di Bengkalis yang dilakukan dua anak di bawah umur berawal dari temuan tulang manusia oleh seorang pelajar.

Rabu (29/8/2018) lalu, seorang pelajar sedang melintas di kebun sawit di areal perkebunan kelapa sawit milik perusahaan PT Adei tepatnya di blok 126 Divisi 4 Km 1 Base Camp Desa Semunai.

Sontak saja temuan ini membuat heboh.

Pasalnya yang ditemukan bukan saja tulang tapi juga tengkorak manusia.

Polisi yang mendapat informasi langsung menuju TKP.

Ditemukan empat tumpukan tulang di atas tanah yang berada di dalam semak di antara batang kelapa sawit.

Setelah melakukan olah TKP berjarak hanya beberapa meter dari temuan tersebut, petugas kembali menemukan tulang belulang beserta sehelai celana pendek berwarna hitam motif kotak-kotak.

Pada celana yang ditemukan ini terpasang sebuah ikat pinggang kulit warna hitam.

Selain itu di dalam saku celana bagian belakang ditemukan juga sebuah cincin berwarna silver keemasan motif domino.

Tidak jauh dari sana juga ditemukan baju kaos lengan tiga perempat warna hitam merk Jimboss bermotif sablon kompas.

Baca: Mantan Atlet Tinju Bali Ditemukan Meninggal di Teras Rumahnya, Diduga Terkena Serangan Jantung

Dari hasil olah TKP ini petugas langsung mengumpulkan tulang belulang ini dan langsung membawanya ke RSUD Kota Duri guna melakukan visum.

Penemuan tengkorak manusia ternyata sampai ke telinga Marta Lena Marbun (46), warga Desa Semunai Kecamatan Pinggir yang sontak terdetak di hatinya untuk memastikan tengkorak yang ditemukan tersebut.

Pasalnya Marta Lena sudah hampir tiga bulan tidak mendapat kabar anaknya yang pamit dari rumah untuk pergi pekerja.

Marta Lena Rabu petang itu, langsung mendatangi tempat penemuan tulang belulang yang saat itu sedang diolah TKP oleh petugas.

Dia terkejut saat melihat pakaian yang berada di sekitaran TKP persis dengan pakaian yang digunakan anaknya saat tanggal 25 Mei 2018 pamit padanya untuk pergi bekerja memuat sawit.

Mengenali pakaian yang berada di tempat penemuan tulang belulang, Marta Lena menanyakan keberadaan tulang belulang yang ditemukan oleh petugas.

Petugas Polsek Pinggir yang saat itu sedang berada di TKP mengatakan tulang belulang dan tengkorak sudah dibawa ke RSUD Duri.

Memastikan tulang belulang yang ditemukan ini merupakan anaknya yang hilang, petugas di lapangan meminta Marta Lena membuat laporan tertulis ke Polsek Pinggir.

Kapolsek Pinggir Kompol Ernis Sitinjak mengungkapkan, dari laporan Marta Lena ini anaknya Tri Sutrisno Sijabat (20) sudah tiga bulan hilang tanpa kabar.

Pembunuhan Bermotif Dendam
Keterangan ibu korban terakhir kali Tri Sutrisno pamit padanya sekitar pukul 08.00 WIB berangkat bekerja sebagai buruh sawit dengan mengunakan sepeda motor pada tanggal 25 Mei 2018 lalu.

Baca: Mantan Bos Kelompok Yakuza Jepang Terbitkan Buku Sekarat, Kisah Pengalamannya Selama Dipenjara

Sejak hari itu korban tidak kunjung pulang ke rumah.

Kemudian bos korban mendatangi Marta Lena tiga hari setelah korban pamit bekerja kepada Marta.

Berdasarkan laporan ini Polsek Pinggir langsung melakukan penyelidikan terhadap laporan Marta Lena.

Petugas langsung mengali informasi terakhir keberadaan korban sebelum menghilang tanpa kabar.

Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi sebelum korban hilang, korban terakhir bertemu dengan dua rekannya JL (17) warga Jalan PT Adei Base Camp Desa Semunai dan RDS (16) warga PT Adei Utara Base Camp Desa Semunai Kecamatan Pinggir.

Penemuan tengkorak dan tulang belulang diduga manusia, Rabu (29/8/2018) di areal perkebunan kelapa sawit milik perusahaan Desa Semunai, Kecamatan Pinggir.
Penemuan tengkorak dan tulang belulang diduga manusia, Rabu (29/8/2018) di areal perkebunan kelapa sawit milik perusahaan Desa Semunai, Kecamatan Pinggir. (Istimewa)

Memastikan hal ini petugas Polsek Pinggir langsung melakukan penjemputan terhadap dua rekan korban ini sekitar pukul 20.00 WIB dua jam setelah penemuan tengkorak korban.

Kemudian petugas melakukan interogasi terhadap rekan korban di Mapolsek Pinggir.

Hasil interogasi petugas dua orang rekan korban mengakui telah melakukan pembunuhan terhadap Tri Sutrisno.

Bahkan kendaraan korban telah dijual dua rekannya dengan harga Rp 2 juta.

Pembunuhan terhadap Tri Sutrisno dilakukan bermotif dendam.

Pengakuan dua tersangka ini korban sering berkata kasar kepada mereka.

Baca: 8 Oktober KN Miang Besar Antar 10 Ribu Koli Barang Bantuan ke Sulteng

Pembunuhan Tri Sutrisno sendiri tergolong berencana.

Nyawa korban dihabisi dengan menggunakan pisau sangkur milik ayah RDS yang sudah disiapkan.

Nyawa Tri Sutrisno dihabisi dua pelaku ini sekitar pukul 19.00 WIB, Jumat (25/5/2018) lalu.

Saat itu kedua pelaku awalnya berniat menemui korbannya di rumah korban dengan membawa pisau sangkur yang sudah disiapkan.

Sebelum dua orang tersangka ini sampai ke rumah korban, korban mendatangi kedua tersangka.

Kemudian kedua tersangka mengajak korbannya untuk membeli tuak.

Tuak yang dibeli ini diminum bersama di area perkebunan PT Adei oleh ke tiga pemuda ini.

"Sekitar 20 menit setelah kedua tersangka dan korban minum tuak, antara pelaku JL dan korban terjadi perkelahian mulut," kata Kapolsek.

Secara tiba-tiba tersangka JL langsung mencabut pisau dari pinggangnya dan menusuk ke arah kepala korban sebelah kanan sebanyak satu kali.

Saat tertikam pisau kepala korban mengeluarkan darah yang cukup banyak.

Korban sempat meminta tolong dibawa berobat.

Namun JL malah menusuk kembali ke arah leher sebelah kiri dan korban pun jatuh dan menggelepar.

Melihat kondisi korban kritis kedua tersangka menunggu sampai korban meninggal dunia.

Selanjutnya kedua pelaku mengangkat korban menjauh dari TKP penusukan berjarak sekitar 15 meter.

"Kedua tersangka lalu menutupi badan korban dengan pelepah kelapa sawit agar tidak tampak. Kemudian darah korban yang berceceran di TKP ditutup dengan menggunakan pasir," tambahnya.

Kendaraan korban diambil kedua tersangka ini. Lalu dijual seharga Rp 2 juta.

Keduanya bahkan sempat melarikan diri ke Medan dengan menggunakan hasil penjualan sepeda motor tersebut sebelum kembali lagi ke Pinggir.

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Pelajar Temukan Tengkorak Manusia di Kebun Sawit, Awal Terkuaknya Pembunuhan Berencana di Bengkalis

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan