Rabu, 24 September 2025

Bocah Asal Saguling Sudah Dua Bulan Hidup dengan Peluit di Paru-parunya

Asep Yaya (9) bocah asal Kampung Cimalang, RT 1/5, Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Bandung Barat tak sengaja menelan peluit

Editor: Adi Suhendi
muhamad nandri prilatama/tribunjabar
Bocah asal Kampung Cimalang, RT 1/5, Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Bandung Barat, bernama Asep Yaya (9) tak sengaja menelan peluit saat bermain bersama anak bibinya pada Minggu (14/10/2018). Kini, peluit itu masih bersarang di paru-parunya. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNNEWS.COM, PADALARANG - Asep Yaya (9) bocah asal Kampung Cimalang, RT 1/5, Desa Girimukti, Kecamatan Saguling, Bandung Barat tak sengaja menelan peluit saat bermain bersama anak bibinya, Minggu (14/10/2018).

Kini, peluit yang tertelan tersebut bersarang di paru-paru Asep Yaya.

Secara fisik, Asep Yaya tampak baik-baik saja dan masih tetap dapat bermain dengan saudaranya, bahkan masih dapat berlari-lari dan tertawa.

Baca: Polisi Periksa Tiga Pekerja Proyek Terkait Amlasnya Jalan Raya Gubeg

Tetapi, ada hal aneh ketika dirinya menarik napas panjang.

Tiba-tiba terdengar suara seperti terompet saat menghelakan napasnya.

Ayah Asep Yaya, Subandi (54), mengatakan awal mula anaknya menelan peluit itu ialah saat anaknya meminta izin untuk bermain ke rumah bibinya.

Tapi, lama kemudian bibinya datang memberi kabar jika Asep menelan peluit.

"Kami pun bawa dia ke Puskesmas Saguling untuk penanganan pertama. Tapi, anak saya diminta untuk dirujuk ke RS Cahya Kawaluyan," kata Subandi di lokasi, Selasa (18/12/2018).

Baca: Proyek Pembersihan Samudera Pasifik Dari Limbah Plastik Masih Belum Efektif

Saat hendak dirujuk ke RSCK, kata Subandi dia belum membuat BPJS kesehatan, sehingga lebih memilih untuk berobat ke orang yang dipercayai.

Namun, tak kunjung sembuh.

Akhirnya, Subandi pun memutuskan membuat BPJS dan membawa anaknya ke RSCK.

"Anak kami dirujuk ke dokter anak dan THT sebelum dirujuk ke RSHS Bandung. Tapi, kami belum bawa dia ke RSHS karena lokasinya jauh dan gak punya biaya saya," ujarnya yang sehari-hari bekerja menjaring ikan di Waduk Saguling.

Dia juga mengaku sudah melaporkan masalah ini kepada kepala desanya.

Bahkan, kepala desa sempat memberikan uang Rp 200 ribu untuk membawanya ke Bandung.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan