Kasus Pembunuhan
Rekan Kerja Sebut Siti Zulaeha dan Wahyu Jayadi Sering Terlihat Berdua di Ruang Kerja Subbag RT
Saksi yang diperiksa juga menyampaikan Siti Zulaeha dan Wahyu Jayadi sering terlihat berdua di ruang kerja Subbag rumah tangga.
Editor:
Dewi Agustina
Menurut Tambunan, ketiga saksi tidak mengetahui mengenai proyek kepanitiaan sertifikasi guru yang dikerjakan oleh Zulaeha dan Wahyu Jayadi.
Ungkap Motif Sebenarnya
Suami almarhumah Siti Zulaeha, Sukri Tenri Gau tak henti berharap Polres Gowa bisa mengungkap motif sebenarnya dalam kasus pembununahan terhadap istrinya.
Sukri Tenri Gau menduga Wahyu Jayadi sebagai tersangka kasus pembunuhan ini melakukan perbuatannya secara terencana.
Menurutnya, Wahyu Jayadi melakukan pembunuhan ini secara matang.

Asumsi Sukri Tenri Gau ini dikarenakan Wahyu Jayadi adalah seorang tenaga pendidik bergelar doktor.
Ia sangsi bila sebatas ketersinggungan, Wahyu sampai tega menghabisi nyawa istrinya.
"Kami meyakini pembunuhan ini tak mungkin dilakukan tanpa perencanaan yang matang," kata Sukri Tenri Gau di Mapolres Gowa, Rabu (27/3/2019).
Wahyu Jayadi saat ini dikenakan persangkaan pasal 338 KHUP tentang pembunuhan, serta pasal 351 ayat 3 KHUP tentang penganiayaan mengakibatkan kematian.
Ancaman hukuman dari pasal tersebut adalah 15 tahun penjara.
Berbeda dengan persangkaan pasal 340 KHUP tentang pembunuhan berencana. Tersangka yang dikenakan pasal ini bisa terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Oleh karena itu, Sukri Tenri Gau selaku perwakilan keluarga korban berhadap aparat kepolisian bisa mengusut tuntas motif pembunuhan tragis tersebut.
"Kami mengharapkan kepolisian bisa mengusut tuntas motif sebetulnya. Kita tidak mau ada ganjalan di hati," sambung Sukri Tenri Gau.
Ayah tiga anak ini juga mengaku tidak percaya pada motif dari pelaku tega menghabisi nyawa Zulaeha karena tersinggung dicampuri urusan pribadinya.

"Jadi motif pelaku tidak masuk ke nalar saya. Masa hanya karena tersinggung sampai tega menghabisi nyawa rekan kerja sekaligus tetangganya ini," tandas Sukri Tenri Gau.
"Pembunuhan ini dilakukan oleh intelektual. Bukan preman yang tidak punya pendidikan. Sehingga tidak mungkin emosi sesaat langsung menghilangkan nyawa istri saya," beber Sukri Tenri Gau.