Kamis, 21 Agustus 2025

Tewaskan Tiga Orang di Tulungagung, Ini Fakta-Fakta Tentang Edet

Dari suara mesin diesel yang berbunyi, “det… det… det,” akhirnya warga dengan mudah menyebutnya edet

Editor: Eko Sutriyanto
surya.co.id/istimewa
Edet yang menabrak tiga warga Desa Sidem, Kecamatan Gondang hingga meninggal dunia 

Laporan Wartawan Surya David Yohanes


TRIBUNNEWS.COM,  TULUNGAGUNG -
Tiga warga Desa Sidem, Kecamatan Gondang meninggal dunia, Selasa (28/5/2019) sore setelah terlindas edet, gerobak modifikasi yang sudah dilengkapi dengan mesin.

Mereka yang tewas adalah ibu dan anak Kristin Puspa Lingga (27) dan Titis (6) serta keponakannya, Vania (6).

Berikut fakta-fakta tentang Edet

1. Kendaraan rakitan warga

Edet adalah kendaraan rakitan warga, layaknya sebuah truk kecil untuk mengangkut barang.

2. Muncul di era tahun 1990-an

Edet muncul sekitar akhir 90-an saat itu muncul inovasi huller atau mesin penggilingan padi keliling.

Waktu itu tempat penggilingan padi di Tulungagung berupa bangunan yang dilengkapi sejumlah mesin penggiling.

Baca: Pesan Soeharto via Benny Moerdani ke Dubes di Malaysia Saat Golkar Kalah, Sampai Disuruh Bersarung

Baca: Ketakutan Soeharto Saat Dielu-elukan Bocah SD Lucu, Ucapannya Terbukti Saat Kekuasannya Tumbang

Baca: Dinikahi Konglomerat, Nia Ramadhani Beberkan Masa-masa Sulit di 3 Tahun Pertama Pernikahan

Warga yang akan menggilingkan padinya harus datang ke tempat ini sehingga muncul ide membuat huller keliling, untuk memudahkan.

“Jadi ide awalnya agar warga tidak susah-susah bawah gabah ke penggilingan. Kami yang datang bawa mesin penggilingnya,” ujar JW (34), seorang pemilik Edet asal Boyolangu.

3. Dibuat dari kerangka mobil

Huller keliling ini dibangun dari rangka sebuah mobil.

Gardan dan setir dipertahankan apa adanya.

Baca: Siap Bawa Anak Mudik Lebaran ke Jawa Timur, Inul Daratista Mulai Sibuk Lakukan Persiapan

Hanya di bagian mesin yang diganti dengan mesin diesel siliner tunggal, namun bervolume besar.

Dari suara mesin diesel yang berbunyi, “det… det… det,” akhirnya warga dengan mudah menyebutnya edet.

4. Mematikan Usaha Penggilingan Padi

Munculnya huller keliling atau edet ini membuat usaha penggilingan padi mengalami kemunduran bahkan mayoritas harus tutup karena tidak mampu bersaing dengan huller keliling.

Jika pun ada yang bertahan, biasanya milik pedagang padi yang dioperasikan untuk keperluan pribadi.

Sudah tidak ada lagi petani yang membawa gabah ke tempat penyelipan padi namun dalam perkembangan, edet kembali berevolusi.

5. Berevolusi jadi kendaraan angkut 

Dari sekedar kendaraan pengangkut mesin penggilingan padi, ada yang mengubah menjadi kendaraan angkut.

“Idenya sebenarnya sama, waktu itu untuk angkutan barang warga biasa pakai gerobak dorong. Terus terpikir bagaimana kalau dipasang mesin,” lanjut JW.

Edet untuk penggilingan padi maupun angkutan barang prinsipnya sama.

Baca: PB PGI Gelar Kualifikasi PON 2020 Papua di Padi Valley Golf Club kota Gowa Akhir Juli 2019

Jika penggilingan padi, di bagian belakang dipasang mesin penggiling sedangkan untuk angkutan barang, bagian belakang diganti dengan bak kayu.

Edet pengangkut barang ini kemudian menjelma menjadi angkutan alternatif warga.

6. Banyak ditemukan di pedesaan

Kendaraan modifikasi ini banyak ditemui di pedesaan, khususnya di tempat yang akses jalannya kurang memadai padahal keberadaan kendaraan ini adalah ilegal.

“Bahkan sekarang edet sudah layaknya angkutan umum. Menawarkan jasa angkut dengan upah,” ungkap JW.

Sumber: Surya
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan