Momen Pamer Keberagaman Topeng Buleleng Sarat Filosofi dan Nilai Luhur
Buleleng Festival (Bulfest) menjadi medium penting untuk memamerkan keberagaman topeng Buleleng, sekaligus sarana edukasi bagi generasi muda
Penulis:
Willem Jonata
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, BULELENG - Pagelaran budaya Buleleng Festival (Bulfest) kembali digelar setelah vakum enam tahun.
Festival yang digelar selama enam hari, 18-23 Agustus 2025, menjadi medium penting untuk memamerkan keberagaman topeng Buleleng, sekaligus sarana edukasi bagi generasi muda terhadap warisan budaya tak benda itu.
Yang dipamerkan, mulai dari topeng sakral dalam ritual hingga topeng seni pertunjukan.
Baca juga: Menpar hingga Kepala PCO Hadiri Pembukaan Festival Pacu Jalur 2025
Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, mengatakan bahwa topeng bukan sekadar penutup wajah.
"Setiap topeng memiliki filosofi mendalam, menyimpan cerita, karakter, dan nilai-nilai luhur," lanjutnya.
Di kesempatan tersebut, ia juga menegaskan bahwa Buleleng Festival 2025 dalam pelaksanaannya memperhatikan aspek keberlanjutan.
Material yang ada di Buleleng Festival 2025 ini sepenuhnya berwawasan lingkungan.
Makanya, Sutjidra mengapresiasi karya spektakuler patung raksasa sebagai latar belakang panggung utama berbahan daur ulang plastik seberat 1,7 ton.
Pengelolaan dengan meminimalisir sampah ke TPA dan penggunaan material daur ulang ini menjadi bukti nyata komitmen Buleleng menggelar festival yang ramah lingkungan.
Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta menyambut gembira kembali diadakannya Buleleng Festival.
Baca juga: Festival Pacu Jalur 2025 Siap Digelar: Cek Rute, Parkir, dan Jadwal untuk Nikmati Momen Seru
Menurut dia, gelaran ini mampu memadukan pelestarian budaya dan penyediaan ruang kreatif bagi generasi muda, penguatan ekonomi lokal, serta inovasi pengelolaan lingkungan, khususnya dalam penanganan sampah.
Ia juga mengapresiasi Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra dan jajarannya atas penyelenggaraan pagelaran budaya tersebut.
"Buleleng Festival yang dibuka Bapak Bupati ini luar biasa sekali," ujarnya.
Pada momen tersebut, Giri Prasta menyoroti rencana pengelolaan sampah selama festival berlangsung.
Menurut dia, pengelolaan sampah akan dilakukan dengan tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Itu dilakukan sebagai komitmen pengurangan, pemilahan, dan pengolahan sampah.
Baca juga: Gospel International Festival Siap Digelar, Usung Pesan Toleransi dari Indonesia ke Dunia
Sosialisasi Empat Pilar dengan Central Kristen Indonesia, HNW: Keberagaman Membuat Bangsa Kuat |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Tema 1 Kelas 4 SD Halaman 74 Subtema 1 Pembelajaran 6 |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Tema 1 Halaman 49 50 Kelas 4 SD/MI Subtema 1 Pembelajaran 4 |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 4 SD Halaman 87, Subtema 2: Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku |
![]() |
---|
Dukung 'Korean Festival Day' di UGM, KB Bank Tunjukan Komitmen Pada Keberagaman Budaya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.