Mudik Lebaran 2019
Tamin Mudik dengan Sepeda Kayuh dari Bandung ke Gunungkidul, 4 Hari di Jalan Tetap Puasa
Tamin (48), warga Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini memilih mengayuh sepeda untuk mudik ke kampung halamannya di Dusun Ndawe Gunungkidul
Editor:
Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Tamin (48), warga Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat ini memilih mengayuh sepeda untuk mudik ke kampung halamannya di Dusun Ndawe, Desa Bendung, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Saat ditemui Kompas.com di Masjid Al Huda, Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Tamin baru saja selesai mandi.
• Jaga Keamanan Saat Lebaran, Polres Kulon Progo Terjunkan Tim Patroli
Setelah berganti baju dan merapikan diri, dia mulai bercerita jika berangkat dari Bandung dengan mengayuh sepeda sejak Jumat (31/5/2019) lalu.
Menggunakan sepeda merk Federal yang catnya sudah kusam dan mengelupas di beberapa bagian, dirinya ingin kembali ke kampung halamannya yang sudah ditinggalkan sejak tahun 1991 silan.
Barang bawaan Tamim seperti baju, peralatan pribadi hingga air minum diletakkan di bagian depan dan belakang sepeda kayuh warna biru miliknya.
Untuk keamanan, sepeda tersebut juga dilengkapi dengan lampu penerang sehingga saat bersepeda malam hari terlihat oleh pengguna kendaraan lainnya.
Di bagian depan ada kertas yang bertuliskan "Gowes Mudik ke-11 Bandung - Bendung (Semin Gunungkidul 31-03 Juni 2019."
"Saya banyak berjalan malam untuk menghindari panas," ujarnya Senin (3/6/2019).
• H-2 Lebaran, Volume Kendaraan Pemudik Melintas di Kulon Progo Masih Tinggi
Selama perjalanan mudik dengan mengayuh sepeda, Tamim mengaku tidak sekali pun ia meninggalkan puasa.
Ada trik khusus selama mengayuh ratusan kilometer agar tidak membatalkan puasa, salah satunya jika sudah lelah dirinya akan beristirahat di posko mudik terdekat atau masjid sambil menjalankan ibadah.
Dia menargetkan hari ini tiba di kampung halamannya.
Pedagang makanan di wilayah Jawa Barat ini mengaku memiliki hobi bersepeda sejak lama.
Bahkan ia sudah 11 kali pulang ke kampung halamannya dengan mengayuh sepeda, yakni lima kali saat mudik lebaran dan enam kali saat pulang liburan.
"Selama mengayuh sepeda intinya jangan sampai membatalkan puasa. Tantangannya hanya satu, jangan keluar keringat banyak," katanya.
"Awalnya dulu sebelum mudik, latihan menanjak selama tiga bulan. Tadi nanjak kelihatan agak lambat karena lemes saja," ucapnya.