Selasa, 2 September 2025

Pemprov Papua Nunggak Rp 240 Juta, 30 Mahasiswa di Denpasar Terancam Terusir dari Asrama

Puluhan mahasiswa asal Papua yang menempuh pendidikan di Denpasar, terancam terusir dari asrama mereka.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/M Ulul Azmy
Suasana rumah kontrakan di Jalan Pulau Sula, Denpasar yang digunakan sebagai asrama mahasiswa Papua, Minggu (14/7/2019). Tribun Bali/M Ulul Azmy 

"Kami punya 2 tuntutan, pertama, kami minta agar untuk sementara kontrak sewa asrama saat ini kami minta diperpanjang dulu. Tuntutan kedua, agar sebaiknya Pemprov mengupayakan asrama mahasiswa secara permanen," ungkap mahasiswa Fakultas Kedokteran Unud ini.

Suasana rumah kontrakan di Jalan Pulau Sula, Denpasar yang digunakan sebagai asrama mahasiswa Papua, Minggu (14/7/2019). Tribun Bali/M Ulul Azmy
Suasana rumah kontrakan di Jalan Pulau Sula, Denpasar yang digunakan sebagai asrama mahasiswa Papua, Minggu (14/7/2019). Tribun Bali/M Ulul Azmy (Tribun Bali/M Ulul Azmy)

Ia berharap agar ke depannya pemerintah Papua memperhatikan kebutuhan putra daerah di kota mereka menempuh studi.

Ini agar pendidikan yang mereka tempuh dapat berjalan dengan baik dan selesai tepat waktu dan turut segera bersumbangsih dalam pembangunan Papua.

"Dengan ketidakpastian ini tentunya kami kecewa. Semoga Pemda (Papua) mendengar kondisi situasi sebenarnya di sini. Kasihan juga ibu pemilik rumah, nunggak udah lama," imbuh Yesaya.

Nunggak Rp 240 Juta

Pemilik rumah asrama putra Papua, Gusti Ayu Sukawerti berharap agar pembayaran sewa segera diselesaikan oleh Pemprov Papua.

Terlebih, pembayaran sudah menunggak sejak tiga tahun.

Total pembayaran yang menunggak yakni Rp 80 juta per tahun yang tidak dibayarkan sejak periode 2016-2017, 2017-2018 dan 2018-2019.

Jika ditotal biaya sewa yang belum dibayar mencapai Rp 240 Juta.

"Harapan saya ya segera dibayarlah itu, karena udah rugi banyak, selama 3 tahun perbaiki sana-sini dan sekarang saya sudah kehabisan uang, kondisi suami saya yang ngurus selama ini juga sudah meninggal," kata dia ditemui Tribun Bali di kediamannya Monang-Maning, Minggu (14/7/2019).

Ia menuturkan, komunikasi dengan Pemprov Papua selama kurun tiga tahun sudah tak terjalin dengan baik.

Kerja sama ini sebenarnya mulai terjalin sejak tahun 2000-an silam.

Namun begitu masuk di tahun 2016 itu mulai tidak ada lagi komunikasi yang baik. Kendati begitu, ia masih memberikan kelonggaran waktu pembayaran.

"Jadi tiap tahun saya hanya dijanjikan dibayar terus, begitu aja selama tiga tahun ini tapi sampai saat ini gak dibayar-bayar. Kontak dengan pihak yang mengurusi ini juga sudah mulai hilang, saya telepon saya sms tidak ada respon, katanya.

Sebab itu, ia terpaksa menempuh jalan terakhir dengan meminta penghuni mengosongkan bangunan per 20 Juli mendatang.

Sebelumnya, ia juga pernah bersurat ke Gubernur Provinsi Papua namun juga tak kunjung direspon.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Pemprov Papua Tak Bayar Sewa Kontrak 3 Tahun, 30 Mahasiswa Papua di Denpasar Terancam Terusir

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan