Senin, 8 September 2025

Dampak Kerusuhan di Papua: 25 Fasilitas Publik Rusak hingga Ratusan Napi Kabur

Dampak Kerusuhan di Papua: 25 Fasilitas Publik Rusak hingga Ratusan Napi Kabur

Penulis: Anugerah Tesa Aulia
Editor: Sri Juliati
Kompas.com/Budi Setiawan
Kantor DPRD Papua Barat pasca-dibakar massa pada Senin (18/8/2019). 

Dampak Kerusuhan di Papua: 25 Fasilitas Publik Rusak hingga Ratusan Napi Kabur

TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan di Papua menyebabkan beberapa fasilitas publik rusak oleh massa.

Aksi unjuk rasa berujung kerusuhan tersebut terjadi di wilayah Manokwari dan Sorong, Papua Barat pada Senin (19/8/2019).

Peristiwa tersebut dipicu oleh kejadian yang menimpa mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya.

Terdapat dugaan praktik rasisme terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur, terkait penghinaan Bendera Merah Putih.

Unjuk rasa yang digelar di Manokwari dan Sorong tersebut terjadi sejak pagi hingga berujung aksi rusuh disejumlah tempat.

Baca: Kronologi Pengepungan Asrama Papua di Surabaya Versi Mahasiswa, Ada Rasisme hingga Kekerasan Fisik

Baca: Polda Jatim Panggil Tiga Perwakilan Ormas di Surabaya ke Markas, Ternyata Ini yang Dibahas

Berikut ini dampak dari kerusuhan yang terjadi di Manokwari dan Sorong.

1. Fasilitas publik rusak

Dikutip dari kompas.com, sebanyak 25 fasilitas publik Manokwari dan Sorong, Papua Barat, mengalami kerusakan pasca-demonstrasi memprotes persekusi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

"Untuk sementara di Sorong ada hampir 15 fasilitas publik yang mengalami kerusakan, kemudian Manokwari 10 fasilitas publik yang rusak," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2019).

Hingga saat ini, Dedi mengatakan, proses pendataan perihal kerusakan akibat demonstrasi tersebut masih terus dilakukan.

Hingga siang tadi, polisi mengatakan, kegiatan masyarakat di Jayapura, Papua dan Manokwari, sudah berangsur normal.

Namun, di wilayah Sorong, Dedi mengungkapkan masih terdapat kegiatan unjuk rasa yang diikuti sekitar 500 orang.

Pihak TNI, Polri, dan pemerintah daerah terus melakukan komunikasi dengan massa.

"Di Sorong memang masih ada kegiatan masyarakat di satu titik massanya 500 orang, masih dalam negosiasi dan komunikasi secara intens antara aparat keamanan, baik TNI, Polri, dan seluruh tokoh masyarakat di sana," katanya.

Baca: Ada Dugaan Oknum Aparat Ucapkan Kata Rasisme pada Mahasiswa Papua di Surabaya, Ini Penjelasan Polisi

Baca: Anggota Dewan asal Papua Ingin Pemerintah Pusat Ambil Langkah Cepat Tangani Rusuh di Manokwari

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan