Sabtu, 13 September 2025

Kisah Kakek Buta yang Tinggal di Pos Ronda Hampir 20 Tahun, Menggelandang setelah Istri Meninggal

Kisah Mbah Wardi, kakek buta yang tinggal di pos ronda hampir 20 tahun, pilih menggelandang setelah istri meninggal.

KOMPAS.COM/SUKOCO
Wardi (76) warga Desa Jambangan Kabupaten Ngawi hidup terlunta lunta dan meglamai buta terpkasa tinggal di pos ronda karena miskin. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dia harus kerja dari menjadi kuli penggali pasir hingga berjualan barang rongsok. 

Dulu, Mbah Wardi memiliki gubuk di lahan pinjaman di dukuh Jambangan Kulon, namun karena roboh dia akhirnya menggelandang tak tentu arah.

“Rumah warisan orangtua yang ninggali kakak saya, daripada merepotkan orang lain saya tinggal di pos ronda saja,” tambahnya.

Dari perkawinannya, Wardi mempunyai 3 orang anak, satu di antaranya meninggal dunia.

Karena kemiskinan, kedua anak Wardi dipelihara oleh adiknya di luar kota.

Saat ini, kedua anaknya tak ada di Ngawi, anak keduanya tinggal di Kota Jambi.

“Saya tidak mau merepotkan anak karena saya dulu tidak bisa membahagiakan mereka karena tidak punya apa apa. Saya kerja keras tapi tidak cukup untuk memberi penghidupan yang layak kepada mereka,” katanya.

Buta karena kerja terlalu keras

Wardi mengalami kebutaan ketika berumur 35 tahun.

Dari diagnosa dokter mata di Kota Madiun, kebutaan yang dialami karena syaraf mata Wardi mengalami kerusakan yang diakibatkan kerja yang terlalu keras.

Karena lahir dari keluarga yang tidak mampu membuat Wardi harus bekerja keras sebagai buruh tani dan buruh penggali pasir.

Baca: VIDEO VIRAL - Video Dewasa Mahasiswi PTN di Yogyakarta Menyebar di WA: Juga Sebar Foto Intim Bersama

Baca: Viral, Zulaikha Dapat 15 Surat Cinta dari Murid Selama Lima Bulan Mengajar

Beban kerjanya semakin berat karena harus menghidupi keluarganya.

“Berobatnya di Madiun sampai di Yogyakarta. Dokter bilang syaraf matanya rusak karena terlalu banyak kerja,” ujarnya.

Meski mengalami kebutaan pada kedua matanya, di usia senjanya Wardi masih harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari.

Pekerjaan berat sebagai buruh tani dan mencari pasir di sungai terpaksa masih dilakoni.

Karena saat ini pasir sungai di desanya mulai habis, Wardi memilih bekerja apa saja termasuk jual beli sepeda bekas, tape recorder hingga jualan barang rongsok termasuk makelar sepeda motor.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan