Pengedar Narkoba Antardaerah Asal Bangkalan Ini Lengkapi Dirinya Dengan Tiga Pucuk Senjata Api
Buktinya, selama bulan September ini saja ada 62 orang pengedar yang berhasil diringkus petugas kepolisian.
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Peredaran narkoba di Sidoarjo terbilang cukup tinggi.
Buktinya, selama bulan September ini saja ada 62 orang pengedar yang berhasil diringkus petugas kepolisian.
Dari tangan para tersangka itu, polisi menyita 72 gram sabu-sabu, 80.000 butir pil koplo, dan 11 pot ganja hidup yang jika ditimbang ganjanya mencapai 2,77 gram.
Menurut Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, yang tertangkap itu pengedar-pengedar dari berbagai kelas.
Mulai kelas lokal, pengedar antarkota, dan jaringan antarprovinsi.
"Ada yang jaringan internasional juga, tapi masih kita dalami.
Semoga bisa terungkap semua," kata Kapolres di sela gelar perkara pengungkapan narkoba di Polresta Sidoarjo, Jumat (4/10/2019).
Baca: Kebijakan Presiden Joko Widodo di Kalimantan Timur, Membuat Ribuan Warga Luar Pindah ke Balikpapan
Salah satunya tersangka bernama Imam, warga asal Bangkalan Madura.
Saat ditangkap polisi, dia kedapatan membawa 10 gram sabu.
Diketahui, pengedar ini masuk jaringan antardaerah.
Termasuk Surbaya, Madura, Jakarta, Bandung.
Dan ditengarai, dia juga terlibat jaringan internasional.
Tersangka lain yang terbilang kelas kakap adalah Yusuf Jamil, pengedar sabu asal Krian Sidoarjo.
Dia juga selama ini terkenal licin dalam menjalankan bisnis haramnya.
Dalam penangkapan terhadap Yusuf, polisi juga menyita tiga pucuk senjata api jenis airsoft gun.
Dua pucuk jenis laras panjang, dan satu senpi laras pendek.
"Senjata itu sering dibawa saat bertransaksi.
Katanya untuk jaga-jaga, demi keamanan dia sendiri karena menjalankan bisnis narkoba itu," ungkap Kapolres Zain.
Yusuf merupakan orang yang sudah lama diburu polisi.
Dia terbilang kelas kakap dalam peredaran narkoba di wilayah Sidoarjo barat.
Itu karena beberapa tersangka sebelumnya yang terbongkar, kerap menyebut nama Yusuf sebagai pengedar besarnya.
Bukti lain bahwa peredaran narkoba di Sidoarjo mengkhawatirkan, ada orang yang berani budidaya ganja di rumah dua lantai.
Dia adalah Nanang Kurniawan, warga Bungurasih.
Di lantai dua rumahnya, dia punya sejumlah pohon ganja yang dirawat selama beberapa bulan.
Daunnya juga sebagain sudah dijual ke beberapa pelanggannya.
Menurut Kasat Narkoba Polresta Sidoarjo AKP Indra Nadjib, tersangka ini mengaku awalnya hanya sebagai pengguna ganja.
Lama-kelamaan dia ingin budidaya untuk dikonsumsi sendiri dan dijual.
"Dia belajar merawat pohon ganja dari internet.
Dia menanam bibit dari bekas ganja yang dikonsumsinya.
Dan ternyata berhasil, bisa tumbuh di Sidoarjo.
Meski tidak bisa besar seperti di Aceh," urai Indra Nadjib.
Saat digerebek polisi, terhitung ada 11 pot ganja hidup di rumah itu.
Tingginya berkisar 20-25 centimeter.
Dalam pemeriksaan, Nanang juga mengaku pernah panen.
Seingatnya sudah ada tiga pot yang berhasil dipanen dari hasil budidaya ganja tersebut.
Puluhan gram ganja hasil panen itu sempat dijual, dan dikonsumsi sendiri.
Tapi sekarang, Nanang harus berhenti karena budidayanya terendus polisi.
Semua ganja disita, dan dia dijebloskan ke dalam penjara.(M Taufik)
Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul Pengedar Sabu di Sidoarjo ini Persenjatai Dirinya Menggunakan Tiga Senjata Api, Untuk Jaga-Jaga