Warga Jakarta Bunuh Diri di Bali, Tulis Surat Wasiat "Aku Mencintaimu. Tolong Jaga Anak-anak Kita"
Memakai baju kaos warna biru, masih memakai selimut warna putih, memakai celana pendek warna abu-abu motif garis.
Editor:
Hasanudin Aco
Ketika ringing bell dipencet sampai 3 kali, tidak ada jawaban, saya membuka pintu sedikit dan melihat masih ada baju rapi dan sandal tertata rapi yang menunjukkan bahwa masih ada barang barang tamu di dalam.
Kemudian memutuskan balik ke front office dan menginfokan ke staf untuk menunggu korban sampai late check out pukul 14:00 Wita.
“Tetapi, sekira pukul 13:45 Wita salah satu room attendant yang akan membersihkan kamar menelfon ke front office kalau tamunya masih dalam keadaan tidur,” tuturnya.
Lalu sekira 10 menit kemudian Dewik dan Novi pergi ke kamar untuk memastikan bahwa memang ada korban masih tidur di dalam.
“Ketika Dewik dan Jayok selaku Supervisor Security pergi ke kamar untuk mengecek keadaan korban. Ketika masuk kedalam, dia melihat korban masih tidur, tapi seperti kaku,” tambahnya.
Kemudian kita menelpon rumah sakit Kasih Ibu untuk mengirim dokter dan ambulance untuk memastikan keadaan korban.
Tak lama ambulance datang pukul 15:30 Wita dengan dokter jaga saat itu dokter Rama, untuk mengecek keadaan tamu tersebut.
Dokter jaga menyatakan bahwa, korban sudah meninggal dan diperkirakan meninggalnya sebelum pukul 12:00 Wita.

Surat wasiat yang ditulis korban dan ditemukan polisi bertuliskan (sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia) :
Aku sepertinya punya penyakit mental dan depresi yang selalu berpikiran untuk bunuh diri dan aku gak tahan lagi.
Maaf mengakhiri seperti ini dan saya minta jangan kasih tahu tentang ini kepada keluargaku dan aku minta agar debuku dibuang ke laut bali.
Aku mencintaimu. Selalu ingat itu. Dan tolong jaga anak-anak kita.