Minggu, 17 Agustus 2025

Tangisan Rindu Orangtua Korban Runtuhnya Atap SDN Gentong Pasuruan, Zubair Lemas Selalu Sebut Anak

Zubair hanya bersandar di tembok rumahnya. Zubair adalah orangtua IA adalah satu korban meninggal jatuhnya atap empat kelas di UPT SDN Gentong Pasurua

surya/galih lintartika
Zubair, orangtua IA, menangis sambil memeluk foto semasa hidup anaknya. IA menjadi korban tewas atas peristiwa ambruknya atap kelas SDN Gendtong Kota Pasuruan, Selasa (5/11/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Zubair hanya bersandar di tembok rumahnya. Zubair adalah orangtua IA. Ia menangisi kepergian sang buah hati.

IA adalah salah satu korban meninggal jatuhnya atap empat kelas di UPT SDN Gentong di Jalan KH Sepuh No 48, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11/2019) pagi.

Rumah Zubair tepat persis di belakang sekolah.

Saat Surya (Grup Tribunnews.com) bertandang ke rumahnya, Zubair tampak menangis.

Kedua kelopak matanya meneteskan air mata. Ia tampak lemas.

Mengenakan sarung, lengkap dengan pecinya, Zubair terus menyebut 'ya Allah..ya Allah.. ya Allah'.

Itu selalu disebut Zubair, meski matanya terus meneteskan air mata.

Baca: Tidak Ada Angin dan Hujan, Atap Empat Kelas UPT SDN Gentong Runtuh

Baca: Kasus Mayat Pria di Tol Malang-Pandaan Terungkap, Pelaku Ditangkap Lewat Penelusuran Jejak Digital

Atap empat kelas di UPT SDN Gentong, di Jalan KH Sepuh No 49, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, yang ambruk, Selasa (5/11/2019) (surya.co.id/galih lintartika)
Atap empat kelas di UPT SDN Gentong, di Jalan KH Sepuh No 49, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, yang ambruk, Selasa (5/11/2019) (surya.co.id/galih lintartika) (Surya/Galih Lintartika)

Sesekali omongannya meracau. Ia menyebut 'anakku, anakku, anakku'. Bahkan, sesekali ia tidak kuasa emosinya dan berteriak.

"Aku kangen anakku," ujanya lirih.

Tak hanya itu, ia pun menyebut anaknya itu anak pintar.

Anaknya itu hebat dan sangat luar biasa.

"Anakku selalu ranking 1 kalau sekolah," ucapnya sambil mengusap air matanya.

Zubair tak sanggup banyak bercerita, begitu juga istrinya.

Ibunda IA juga matanya sembab.

Ia tidak banyak berbicara, tapi air matanya selalu membasahi pipinya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan