Mendikbud Nadiem Makarim Datangi SDN Gentong Kota Pasuruan yang Atapnya Ambruk dan Tewaskan 2 Orang
Mendikbud Nadiem Makarim mendatangi SDN Gentong Pasuruan untuk melihat kondisi terkini dari sekolah tersebut setelah atapnya ambruk dan 2 orang tewas.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Wulan Kurnia Putri
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim mendatangi SDN Gentong, Kamis (7/11/2019).
SDN Gentong menjadi perhatian karena atapnya sempat ambruk di empat kelas, Selasa (5/11/2019), yang menewaskan satu siswa dan satu guru.
Dikutip dari laman jatim.tribunnews.com, Kamis (7/11/2019), Nadiem Makarim yang datang mengenakan kemeja hitam itu disambut oleh Sekretaris Kota (Sekkota) Pasuruan, Bahrul Ulum beserta jajaran pejabat Pemerintah Kota Pasuruan.
Nadiem tiba di SDN Gentong pada pukul 13.20 WIB.
Ia kemudian berkeliling melihat kondisi terkini sekolah tersebut.
Nadiem melihat empat kelas yang atapnya ambruk, dimulai dari kelas 5A, 5B, dan 2A.
Kelas 2B yang terkena dampak kerusakan parah, tidak bisa dimasuki oleh Nadiem.
Seusai berkeliling, Nadiem melanjutkan berbincang dengan Sekkota Pasuruan dan kepala Sekolah SDN Gentong, kemudian diadakan rapat tertutup di satu ruang kelas.
Melansir dari Kompas.com, Kamis (7/11/2019), Polres Pasuruan Kota memanggil empat orang yang mengetahui kronologi ambruknya atap SDN Gentong.
"Sudah ada empat orang yang kami panggil dan kami periksa," kata Kasubaghumas Polres Pasuruan Kota AKP Endy Purwanto, Kamis (7/11/2019).
Endy menerangkan, empat orang yang dipanggil ini ada dari pihak kontraktor pelaksana proyek, pihak sekolah, dan rumah sakit.
Ia meminta keterangan terkait pembangunan, kronologis kejadian, dan penyebab meninggalnya dua korban dari insiden itu.
Menurut Endy, empat orang tersebut berstatus saksi, dan saat ini pihaknya masih menunggu hasil labfor dari Polda Jatim.
"Kami masih menunggu hasil labfor dari polda jatim, dan perkembangan hasil penyidikan, baru akan menuju tahap selanjutnya," tambah Endy.

Detik-detik Tewasnya Guru dan Siswa
Guru dan siswa tewas sesaat setelah diselamatkan dari bawah reruntuhan atap kelas SDN Gentong, di Jalan KH Sepuh No 49, Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Selasa (5/11/2019) pagi.
Akhmad Ikhsan, seorang saksi mengungkapkan, peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 08.15 WIB.
Saat itu, kata dia, di ruang kelas 5A, 5B, siswa sebagian besar sedang olahraga.
Sedangkan untuk ruang kelas 2A dan 2B siswa sedang belajar mengajar.
"Tanpa ada angin dan hujan, brak, mendadak atap ambruk dan langsung menimpa guru serta siswanya," kata dia.
Ia mengatakan, dari luar suara ambruknya atap ini sangat kencang. Ia pun lantas masuk ke dalam.
Puluhan siswa berhamburan ke luar. Mereka menangis.
"Guru-guru yang tidak ada di dalam kelas itu langsung datang dan berusaha menenangkan anak-anak. Saya langsung masuk ke dalam kelas untuk mencari korban lainnya," katanya.
Dia menyebut, feeling-nya benar. Masih ada siswa yang terjepit reruntuhan atap kelas, ada yang menangis dan tidak berani kemana-mana. Ia lantas menolongnya.
Tak lama, ia melihat ada baju yang warnanya mirip dengan baju guru di sini. Namun, penglihatannya samar karena hampir keseluruhannya tertutup material.
"Saya langsung bersihkan materialnya. Dan ternyata benar, itu guru. Itu Bu Rini, saya langsung minta bantuan untuk menarik Bu Rini atau Fina Choironi dari tumpukan material," jelasnya.
Setelah berhasil menarik, ia menyebut, guru tampak lemas dan tak berdaya.
Ia menerangkan, tidak ada darah sama sekali. Tapi, respon dari guru ini sudah berkurang.
"Saya sempat kasih nafas buatan tiga kali. Sempat merespon sebentar. Setelah itu, langsung saya gendong dan saya masukkan ke dalam mobil ambulans," jelasnya.
Ia pun mengaku ikut ke dalam mobil ambulans dan menuju Rumah Sakit Meidika. Di rumah sakit, guru yang akrab disapa Rini ini diberi penanganan awal.
"Sempat menggunakan alat pompa jantung, tapi nyawanya sudah tidak bernyawa. Ia dinyatakan sudah meninggal dunia," kata dia.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Galih Lintartika)