Bom di Mapolrestabes Medan
Cerita Orangtua yang 3 Anaknya Jadi Terduga Teroris Bom Medan: Kok Kalian Jadi Begini
Dia mengajak kedua anaknya karena sebelumnya Kepling mencari informasi soal anak-anaknya kepadanya
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Kemudian pada malam hari, saat Rudi berada di belakang rumah, dia melihat Andi mengambil baju lalu pergi lagi.
Sejak itu, anak keduanya itu tak pulang-pulang.
"Rencananya mau saya bilangin. Tapi tak lama dia pigi keluar. Habis itu tak pulang-pulang. Kalau si abang masih di kolam. Kawannya pun datang kemungkinan mau ngajak lari karena dia lari juga," katanya.
Mengenai penangkapan kedua anaknya dan kaburnya satu anaknya, dia merasa sedih.
Dia memiliki lima anak, satu anaknya yang paling besar perempuan.
Aris (28), Andri (25) dan Fadli (23) masih memiliki satu adik lagi yang masih kecil.
"Kalau sedih ya sedih lah. Kalau salah ya dihukum, kalau tak salah ya jangan dihukum lah. Saya bilang, kok gini kalian. Bapak kan nyuruh ngaji bagus-bagus, masak kayak gini, kami gak tau katanya," ungkapnya.
Mengenai gubuk itu, lanjut dia, hanya ada alat-alat kerja, seperti parang dan cangkul.
Setiap harinya, dia tiga hingga empat kali berjaga di gubuk itu.
Tambak yang dijaganya membudidayakan kepiting dan ikan.
Di gubuk itu lah ketiga anaknya sering duduk-duduk.
Baca: Istri Siapkan Bom di Bali dan Dedek Berubah Drastis Setelah Enam Bulan Ikuti Sebuah Perkumpulan
Ketika ditanya mungkinkah di lokasi itu dijadikan tempat membuat bom, dia menjawab singkat.
"Nggak tahu lah. Nanti kalau ada kan hasil dari polisi itu lah," katanya. (Kontributor Medan, Dewantoro)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Tiga Anaknya Jadi Terduga Teroris Bom Medan, Ini Ungkapan Hati Sang Ayah