Jelang HUT OPM, Kapolda Ancam Tindak ASN yang Mendanai Kelompok Bersenjata Papua
Menurut Paulus, kelompok bersenjata hanya ingin mengacau, sehingga tidak boleh dibantu
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
“Kelima distrik yang dimaksud adalah, Distrik Wano Barat, Kuyawage, Balingga Barat, Balingga dan Ayumnati. Kelompok bersenjata kerap melintas disitu, jadi sangat berpotensi menekan kepala kampung,” tuturnya.
Yang pasti, dengan menunda pencairan dana desa, sambung Sekda, risiko penyalahgunaannya bisa ditekan. Meski tidak bisa menjamin, masyarakat bisa saja tetap memberikan bantuan makanan kepada Kelompok Bersenjata.
“Bisa saja masyarakat ambil babi, karena masih ada hubungan keluarga dengan Kelompok Bersenjata. Tapi jika ada praktek demikian, itu urusan mereka, tidak ada urusan dengan kami,” kata Sekda.
Mengenai dampak yang timbul jika keinginan Kelompok Bersenjata tidak terpenuhi, Sekda mengatakan, jika masih ada hubungan kekerabatan, biasanya tidam terlalu berdampak.
”Kalau masih ada hubungan keluarga, teman-teman OPM mau bunuh, merekajuga pikir dua kali. Itu denda besar buat mereka karena ini sama-sama anak asli yang punya wilayah,” ungkapnya.
Bahkan, Sekda membeberkan pengalaman yang tejadi di Kampung Kuyawage beberaap waktu lalu.
Baca: Presiden Jokowi Dorong Perdamaian di Semenanjung Korea
Bahwa, jika ada hubungan kekerabatan, Kelompok Bersenjata tidak bisa memaksakan kehendak di kampung tersebut.
”Ini pengalaman, salah satu aparat kampung di Kuyawage namanya Leus Murib. Ketika kelompok KKB Nduga pimpinan Egianus Kogoya masuk untuk acara kedukaan di Kuyawage, dia beri waktu, selesai duka berapa hari (kelompok Egianus) harus segera tinggalkan kampung, karena kampung itu daerah pengungsi, tidak mau ada pertumpahan darah atau kontak senjata di situ.
Egianus berontak tapi dia (Leus Murib) angkat panah juga. Ini contoh saja,” ujar Sekda. (Kontributor Tribunnews.com, Banjir Ambarita)