Viral Media Sosial
VIRAL Seorang Ibu Menangis, Diduga Anak Dibully, Ini Saran Psikolog Menyikapi Anak yang Dibully
Viral video seorang ibu menangis karena diduga anaknya dibully di sekolah. Psikolog memberi saran cara menyikapi anak yang menjadi korban bully.
Penulis:
Widyadewi Metta Adya Irani
Editor:
Whiesa Daniswara
"Anak kalau masuk sekolah ya harus sesuai dengan usianya," ujar Adib saat dihubungi Tribunnews.com, Senin (9/12/2019).
Psikolog dari Bintaro, Jakarta Selatan, itu menyampaikan, jika seorang anak bersekolah tidak sesuai dengan usianya, maka memungkinkan anak tersebut mengalami bullying.
Hal itu juga disebabkan oleh faktor perkembangan psikologis yang belum matang.
"Contoh nih anak harusnya masuk SD usia 7 tahun tapi usia 6 tahun sudah masuk SD, nah itu bisa jadi sebab bullying karena belum matang secara perkembangan psikologisnya," jelas Adib.
Adib menyarankan orang tua untuk tidak memaksakan kehendak dalam menyekolahkan anaknya.
"Perlu dipertimbangkan, kalau anak masih cocok di TK ya harusnya di TK," tegasnya.
Menurut Adib, penting bagi orang tua untuk memperhatikan kondisi anaknya.

Adib menambahkan, saat ini, untuk masuk SD memang tidak diharuskan mampu membaca dan menulis.
Namun, seorang anak yang perkembangan psikologisnya sudah matang, untuk taraf anak SD, sudah seharusnya dapat mengikuti instruksi guru.
"Guru nyuruh nulis ya harusnya anaknya mau nulis, bukan diam saja, kalau anaknya diam saja memang secara umum dia belum siap masuk SD," jelas Adib.
Menurut keterangan Adib, seorang anak yang dipaksakan masuk SD dalam kondisi yang belum siap dapat memicu bullying dari temannya.
"Dampak anak belum siap masuk SD tapi dipaksa itu bisa jadi pemicu mendapatkan bullying dari temannya," kata Adib.
"Jadi orang tua memang harus melihat bagaimana perkembangan anak, melihat sampai mana sih kemampuannya, sudah siap masuk SD apa belum?" sambungnya.
Selain itu, Adib menyampaikan, untuk menyikapi anak yang menjadi korban bullying maka seharusnya orang tua berkoordinasi dengan guru.
"Kalau anaknya mendapat bully dari teman ya sebaiknya berkoordinasi dengan guru, dengan pihak sekolah," tutur Adib.