Minggu, 21 September 2025

Cerita Pedangang Warkop dan Rokok di Dekat Proyek PLTA Upper Cisokan, Ditinggali Utang Rp 16 Juta

Dia mengaku sejumlah pekerja proyek meninggalkan utang rokok dan makanan mencapai Rp 16 juta

Kompas.com/Putra Prima Perdana
Sejumlah pekerja proyek akses jalan menuju PLTA Upper Cisokan meninggalkan utang di warung kopi dan rokok milik Siti Nuraminah (34) di Kampung Pangkalan, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Utang yang ditinggalkan para pekerja yang mengaku dari PT PP sejak tahun 2017 lalu di warung ini mencapai Rp. 16.000.000 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Seorang pedagang warung kopi dan rokok di sekitaran proyek akses jalan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Upper Cisokan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat mengalami persitiwa pahit.

Dia mengaku sejumlah pekerja proyek meninggalkan utang rokok dan makanan mencapai Rp 16 juta.

Baca: Sepinya Kampung yang Berjarak 1 Km dari Lokasi Karantina di Natuna, Banyak Warga Mengungsi

Siti Nuraminah (34), pemilik warung kopi dan rokok di Kampung Pangkalan, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, mengaku utang tersebut belum dibayarkan sejak tahun 2017.

"Ada satu orang mandor utangnya yang ngaku dari PT PP belum bayar sampai Rp 8,6 juta. Ada yang Rp 4,5 juta, ada yang Rp 4 juta. Kalau ditotal sampai Rp 16 juta lebih karena ada juga yang kecil-kecil kisaran Rp 300.000 sampai Rp 500.000," ungkap Siti saat ditemui Kompas.com, Minggu (2/2/2020).

Siti mengaku sudah sering menagih utang tersebut ke kantor site project akses Jalan Upper Cisokan milik PT PP yang berada tepat di depan warungnya.

Namun, upaya yang dilakukan Siti selalu gagal.

"Sudah ditanyain ke PP, tapi belum jelas gimana-gimananya. Orang-orangnya (yang memiliki utang) juga sudah enggak ada di sana," jelasnya.

Senada dengan Siti, Juhroh mengaku utang yang ditinggalkan para pekerja proyek di warungnya sejak tahun 2019 mencapai Rp 15 juta.

"Utangnya bervariasi, ada yang Rp 1 juta, Rp 2,5 juta, ada yang Rp 3,3 juta. Paling besar Rp 6 juta lebih. Dia bilangnya PM (project manager) proyek ini," kata Juhroh (29).

Juhroh mengaku, jika utang itu dibayarkan maka akan digunakan biaya berobat orangtuanya yang sedang sakit.

"Harapannya mudah-mudahan cepat cair, soalnya bapak saya juga lagi sakit, buat berobat enggak ada lagi uangnya. Tabungan saya sudah habis buat modal," ujarnya.

Sementara itu, saat Kompas.com mencoba mengonfirmasi ke kantor site project Access Road PLTA Upper Cisokan, pejabat yang menangani permasalahan sosial di masyarakat tidak berada di lokasi.

Meski demikian, Ahmad Najib, Manager Quality Proyek Akses Jalan Upper Cisokan, membenarkan bahwa ada sejumlah pihak dari mandor-mandor di luar PT PP yang berutang di warung-warung sekitar proyek.

"Memang benar, banyak. Tapi itu mandor-mandor di luar PT PP. Mereka bilangnya dari PP karena memang dia kerja di sini, tapi status mereka di luar PP," ungkap Najib.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan